DKV Connect Pentaskan Wayang Beber Berumur Ratusan Tahun
- jogja.viva.co.id/ Cahyo PE
Jogja, VIVA Jogja – Program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar acara DKV Connect di Concert Hall, Rabu (11/12/2024), sebagai bentuk pertanggung-jawaban akademik dan momentum puncak pembelajaran kolaboratif dengan mitra Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Ketua Panitia DKV Connect, Daru Tunggul Aji mengatakan DKV Connect ini bermitra dengan Sembilan (9) MBKM, yang terdiri dari 6 mitra industri, 1 kalurahan, 1 lembaga non perguruan tinggi dan 1 paguyuban yakni Paguyuban Wayang Beber Ki Remeng Mangunjaya.
Daru menerangkan untuk Wayang Beber Ki Remeng Mangunjaya ini ada 18 mahasiswa dari DKV ISI Yogyakarta yang berkolaborasi dan melakukan MBKM di sana. Hasilnya, kata Daru, ada berbagai ragam karya untuk upaya pelestarian Wayang Beber yang dilakukan.
"Wayang Beber ini cuma ada dua di Indonesia. Satu di Dusun Gelaran II, Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul yang bernama Wayang Beber Ki Remeng Mangunjaya dan satu lagi ada di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur," kata Daru.
"Wayang Beber ini usianya sudah ratusan tahun. Diturunkan dari generasi ke generasi dalam satu keluarga. Saat ini sudah ditangan generasi ke 15 yakni Pak Wisto Utomo," sambung Daru.
Daru menjelaskan ada satu lagi Wayang Beber yang saat ini berada di Museum Leiden Belanda sehingga total hanya ada tiga Wayang Beber di dunia ini. Dua di Indonesia, lanjut Daru, dan satu di Belanda.
Daru menceritakan jika prodi DKV ini menaruh perhatian pada upaya konservasi budaya. Lewat perancangan aset-aset visual, kata Daru, diharapkan Wayang Beber ini bisa lestari dan menarik perhatian masyarakat untuk menyaksikannya.
Daru menceritakan jika dalam DKV Connect ini ditampilkan pula pagelaran Wayang Beber Ki Remeng Mangunjaya ini. Dalam pementasan ini DKV Connect menghadirkan Wayang Beber yang asli dan dipimpin langsung oleh Wisto Utomo yang merupakan generasi ke 15 pemegang gulungan Wayang Beber ini.
Sementara itu Wisto Utomo mengapresiasi DKV Connect yang mengundang Paguyuban Wayang Beber Ki Remeng Mangunjaya untuk pentas di Concert Hall ISI Yogyakarta. Lewat pementasan ini diharapkan Wayang Beber bisa semakin lestari dan dikenal masyarakat.
Wisto menerangkan bahwa Wayang Beber yang dimilikinya diwariskan secara turun menurun sejak ratusan tahun yang lalu. Wisto menyebut dirinya adalah generasi ke 15 yang memegang Wayang Beber tersebut.
Wisto menuturkan ada 8 gulungan Wayang Beber yang diwariskan leluhur padanya. Dari 8 gulungan ini hanya dua cerita yang biasa dipentaskan yakni Panji Asmarabangun dan Jaka Tarub.
"Ini (Wayang Beber) diwariskan secara turun menurun. Saya generasi ke 15. Ini sudah berumur ratusan tahun sejak peristiwa Geger Pecinan di Keraton Surakarta. Saat geger itu kotak wayang dibawa ke Gunungkidul dan ke Pacitan," kata Wisto.
"Ada delapan gulungan. Empat bercerita tentang Panji Asmarabangun, dua bercerita tentang Jaka Tarub. Sisanya saya tidak tahu karena sejak dulu gulungan bernama Ki Remeng Mangunjaya ini tidak pernah dibuka dan saya sendiri tidak tahu isinya tentang apa," imbuh Wisto.
Wisto membeberkan untuk Wayang Beber yang biasa dipentaskan biasanya adalah cerita Panji Asmorobangun, termasuk yang dipentaskan di DKV Connect pun cerita tentang Panji Asmorobangun. Untuk cerita Jaka Tarub jarang sekali dipentaskan. *