UGM Peringkat 1 di Indonesia Bidang Studi Gender Versi EduRank

UGM Peringkat 383 Dunia Versi QS Sustainability Ranking 2025
Sumber :
  • Istimewa

Jogja, VIVA Jogja – Universitas  Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta terus mendorong riset soal kesetaraan gender dan memfasilitasi partisipasi perempuan  dalam berbagai kegiatan yang secara khusus dikoordinasikan oleh Direktorat Penelitian dan Pusat Studi Wanita. Riset hasil kolaborasi mahasiswa dan dosen terhadap kajian gender terus didorong untuk menjadi referensi dalam studi gender di Indonesia dan dunia.

Selain mendorong publikasi riset,  sivitas  akademika  UGM dari kalangan perempuan, memiliki hak dan kesempatan yang  sama  dalam  mendapatkan  dukungan dan  fasilitas  kemahasiswaan  selama  masa studi  di  UGM. 

Salah satunya adalah sosialisasi   penanganan   kekerasan   seksual bagi  mahasiswa  sebelum penugasan  dan pemberangkatan KKN PPM. Bahkan UGM  juga  menyediakan  dukungan  apa  pun yang dibutuhkan mahasiswa untuk menghadiri acara-acara  yang  membutuhkan  advokasi keterwakilan perempuan.

Keberhasilan UGM dalam mendorong studi soal gender dan penguatan peran perempuan dalam pendidikan dan pembelajaran berdasarkan penilaian dari lembaga pemeringkatan EduRank menempatkan UGM menempati peringkat pertama pada tingkat nasional untuk kajian Studi Gender. Sedangkan untuk peringkat internasional berada pada tingkat 612 dunia. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan tahun 2024 silam ini, UGM masuk dalam daftar 49 universitas dengan kajian Studi Gender terbaik secara nasional dan internasional.

Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas (SPMRU) UGM, Prof Dr Indra Wijaya Kusuma menyambut baik dari hasil pemeringkatan EduRank dari bidang kajian studi gender. Menurutnya, penilaian tersebut menggunakan indikator dari kualitas lulusan dan kinerja penelitian. “Indikator ini mencerminkan jumlah gabungan dari yang dimiliki oleh lulusan universitas sebesar 10 persen dan 45% dari sisi Kinerja penelitian,” katanya.

Lembaga ini, kata Indra, menggunakan basis data OpenAlex sebagai proksi untuk mengambil publikasi ilmiah dan hasil sitasi. Adapun penilaian indikator keunggulan non-akademik sebesar 45 persen.

Peneliti Pusat Kajian Hukum, Gender dan Sosial dari Fakultas Hukum UGM, Prof Sri Wiyanti Eddyono menuturkan UGM banyak melakukan kajian-kajian penelitian soal gender yang berdampak pada hasil publikasi, kurikulum, dan memberikan dampak ke masyarakat melalui advokasi kebijakan. “Publikasi-publikasi yang tersitasi artinya memang UGM mendorong adanya gender mainstreaming dan banyak masuk ke fakultas-fakultas yang isu gender,” katanya.

Kajian-kajian soal hukum, gender dan sosial humaniora perlu mendapat dukungan dari praktik-praktik baik dan publikasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Disamping UGM juga memiliki perhatian khusus pada isu pencegahan dan perlindungan kekerasan seksual. “Praktik baik ini adalah salah satu indikator yang memberi dampak dari inisiatif pionir dalam pencegahan seksual di kampus,”paparnya. *