Saat Warga Sambirejo, Menyulap Bekas Tambang Jadi “Tambang” Cuan
- VIVA Jogja/Pemprov DIY
Sleman, VIVA Jogja - Lokasinya yang berada di perbukitan kapur membuat siklus pertanian, mulai dari menanam hingga memanen, di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, hanya bisa berlangsung sekali dalam setahun. Alhasil, potensi pertanian kurang menjanjikan.
Setelah lulus sekolah, banyak warga desa yang merantau ke luar kota, untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Bagi yang bertahan, sebagian warga memilih menjadi penambang batu kapur.
“Setidaknya ada sekitar 60-an penambang batu breksi di Sambirejo sebelum tahun 2014. Tapi sejak kawasan itu ditetapkan sebagai Geoheritage Gunung Api Semilir pada tahun 2014, aktivitas tambang batu di sana dihentikan oleh pemerintah,” kata Lurah Sambirejo, Wahyu Nugroho.
Penutupan kawasan tambang ituy, kata dia, jelas menghilangkan lapangan pekerjaan sebagian warga Sambirejo. Namun, kabar duka itu berbuah sukacita. Tambang yang ditutup ternyata menjadi berkah tersendiri bagi warga desa.
Tidak lama setelahnya, kawasan yang sebelumnya tambang berubah menjadi pusat wisata yang kemudian bernama Tebing Breksi. Bekas tambang direnovasi di beberapa bagian, serta fasilitas penunjang lainnya untuk menjadi tempat wisata.
Pada 30 Mei 2015, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meresmikan kawasan wisata tersebut. Dari yang sebelumnya hanya 65 orang yang menggantungkan nafkahnya di sekitar tambang, kini ada ratusan orang yang bisa hidup dari wisata.
Ada 415 pekerja yang mengelola Tebing Breksi beserta kuliner dan atraksi pariwisatanya. Di samping itu, ada pula 65 pekerja yang berada di sektor restoran dan hotel. Dan di luar kedua sektor itu, ada penyerapan sebanyak 25 pekerja.