Kibarkan Kejayaan Seni Ukir, Industri Kreatif Jepara Siap Kuasai Pasar Dunia

- arif
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menambahkan, seni ukir Jepara sudah tercatat sejak abad ke-15 berdasarkan catatan sejarah. Beberapa artefak yang dapat terlihat hingga kini, salah satunya adalah ukiran di Makam Sultan Hadlirin di Desa Mantingan.
"Sekitar tahun 1928 hingga 1930, sudah ada sekolah ukir di Jepara. Di masa itu juga, RA Kartini sudah memikirkan agar ukiran memiliki value yang lebih tinggi dengan menerapkan ukiran pada furnitur dan melakukan hubungan dagang melalui sahabatnya di luar negeri," ucap Lestari.
Lestari pun membenarkan ucapan Witiarso mengenai cita-citanya meningkatkan daya jual ukir Jepara. Yakni melalui nilai seni yang tidak hanya sebuah produk kriya kayu semata.
"Kami sudah berbincang dengan pihak UNESCO mengenai persyaratan yang diperlukan dalam menetapkan ukir Jepara sebagai warisan budaya tak benda," ujarnya.
Menurut Lestari, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam memenuhi persyaratan tersebut. Salah satunya adalah adanya ukiran di beberapa daerah, seperti ukir Bali dan beberapa daerah lainnya.
“Sehingga perlu adanya dokumen yang menunjukkan bahwa ukir Jepara dapat berdiri sendiri dan berbeda dengan daerah lain,” pinta Lestari.
Untuk diketahui, terdapat 99 peserta yang mengikuti acara craving contest tersebut. Dari 99 peserta, 13 diantaranya ditetapkan sebagai juara oleh dewan juri. 10 juara kategori wood craving, dan 3 juara dari kategori CNC craving.