Warga Tegal Geruduk Kantor Kecamatan, Keluhkan Bau Menyengat dari Pabrik Pupuk

Warga geruduk kantor kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal
Sumber :
  • Raihan/Viva Jogja

TEGAL, VIVA Jogja – Puluhan warga Desa Kalikangkung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, menggeruduk kantor Kecamatan Pangkah, Jumat 14 Maret 2025. 

Mereka mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari pabrik pupuk organik berbahan kotoran ayam di desa tersebut, yang telah menyebabkan banyak warga merasa mual, muntah, bahkan hampir pingsan.

Warga menuntut agar pabrik pupuk itu ditutup secara permanen. 

“Kalau bisa ditutup permanen saja, jangan cuma sementara. Karena baunya sangat menyengat,” ujar Solicha, warga RT 01 RW 03 Desa Kalikangkung. 

Menurut Solicha, pabrik yang baru berdiri dua bulan itu awalnya tidak menimbulkan bau. 

Namun, dalam dua pekan terakhir, bau menyengat mulai terasa hingga menyebabkan berbagai keluhan kesehatan.

Keluhan serupa disampaikan Didik, warga lain yang tinggal sekitar 100 meter dari pabrik. 

Didik mengatakan bau tersebut membuat anak-anak enggan makan, bahkan beberapa anak menolak pulang ke rumah dan memilih mengungsi. 

“Kalau anginnya kencang, baunya menyebar kemana-mana,” katanya. 

Ia juga mengaku tidak pernah mendapat sosialisasi dari pihak pabrik.

Suniah (60), warga RT 01 RW 03 Desa Kalikangkung, hampir pingsan akibat bau tak sedap tersebut. 

“Saya sering mengalami sesak nafas, kepala pusing, dada sakit, dan mual-mual. Kadang saya takut kalau saya kenapa-napa karena di rumah sendirian,” keluh Suniah.

Camat Pangkah, Cahyono, membenarkan keluhan warga. 

Bersama Sekcam Abadi Pitoyo, ia melakukan pengecekan langsung ke lokasi dan turut merasakan bau menyengat tersebut. 

“Kami datang ke sana langsung untuk mengecek, memang bau sekali,” ujar Cahyono.

Menurut Cahyono, pabrik pupuk tersebut telah mengantongi izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tegal, termasuk dokumen UKL-UPL. 

Namun, berdasarkan temuan DLH, bau berasal dari proses fermentasi bahan baku pupuk yang belum dikelola dengan baik.

Pabrik pupuk tersebut saat ini telah menghentikan operasinya menyusul surat teguran dari DLH. 

“Pihak pabrik akan mendatangkan alat untuk meminimalisir bau tersebut. Produksi akan dilanjutkan setelah alat itu diuji lab,” jelas Cahyono.

Jungky, perwakilan dari pabrik pupuk, menyampaikan permintaan maaf kepada warga yang terdampak. 

“Kami sebenarnya tidak ingin menyebabkan bau. Pabrik ini didirikan untuk membantu para petani, dan sejak Kamis kemarin kami sudah berhenti memproduksi bahan baru,” kata Jungky. 

Ia juga mengungkapkan bahwa seluruh karyawan pabrik, kecuali bagian admin, merupakan warga Desa Kalikangkung