Pukau Ribuan Penonton, Pagelaran Tari Srimpi Pramugari Pungkasi Pameran Parama Iswari

Pagelaran tari Srimpi Pramugari di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sumber :
  • IST

JOGJAKARTA, VIVA Jogja- Pagelaran tari Srimpi Pramugari menjadi penutup rangkaian Pameran Parama Iswari yang diselenggarakan oleh Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya di Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, pada Sabtu malam 25 Januari 2025.

Gusti Kanjeng Ratu Bendara sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya mengatakan, Pameran Parama Iswari sejak pembukaan pada tanggal 1 Oktober 2024 telah ditonton ribuan pengunjung di ruang pamer.

“Sedangkan masyarakat yang turut bergabung dalam kegiatan pendukung pameran, seperti para kurator, workshop bersama serta public lecture tidak masuk dalam hitungan tersebut,” ujar Gusti Bendara.

Gusti Bendara menyampaikan, tahun ini juga membuat seminar terkait perempuan di ranah domestik ranah publik dan politik, yang juga mendapatkan apresiasi luar biasa dari masyarakat.

Jumlah kunjungan yang terus meningkat dari pameran-pameran diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pewarisan dan pelestarian budaya, menjadi harapan besar bagi Kraton Yogyakarta.

Menurut Gusti Bandara, Parama Iswari adalah cerminan dari perempuan saat ini yang berhak dan mampu menentukan langkahnya.

Gusti Bendoro dan GKR Hemas usai pagelaran seni tari.

Photo :
  • Arif/Viva Jogja

Setiap narasi yang disuguhkan di ruang pamer seyogyanya menjadi stimulan dalam berpikir, bahwa perempuan memiliki kebebasan atas dirinya.

“Peran Gusti Kanjeng Ratu Hemas cukup menjadi contoh permaisuri yang prominem di kancah nasional,” tuturnya. 

Gusti Bendoro menilai bahwa, GKR Hemas tidak hanya ibu yang melahirkan mereka berlima saja. 

Namun juga melahirkan Rekso Diah Utami, sebuah yayasan yang membantu perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. 

Gusti Kanjeng Ratu Hemas juga menjadi penggagas lokus perempuan politik Indonesia, yang mendorong banyak perempuan mengambil peran dalam kepolitikan.

Pada kesempatan ini, Gusti Bendara mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara pameran serta ucapan terima kasih kepada Prameswari Dalem, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas yang telah menginspirasi untuk menciptakan Pameran Parama Iswari.

Acara dilanjutkan pagelaran tari Srimpi Pramugari. 

Pada penutupan Pameran Parama Iswari di hari ketiga, tampak hadir membersamai GKR Hemas menyaksikan penampilan Srimpi Pramugari yakni GKBRAA Paku Alam, KPH Notonegoro, serta para istri jajaran Forkopimda DIY dan masyarakat.

Kisah pada Srimpi Pramugari diambil dari Serat Babad merupakan Yasan Dalam (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921). 

Tari ini menceritakan perjalanan perang Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang kala itu masih menyandang nama Pangeran Mangkubumi.

Nama "Pramugari" diambil dari judul gendhing utama iringan tari tersebut. 

Serimpi Pramugari menceritakan perjalanan perang Pangeran Mangkubumi yang mengarah ke pesisir utara Jawa, yakni Kabupaten Pekalongan dan kota Semarang. 

Tujuan perjalanan itu adalah untuk menaklukkan Bupati Pekalongan, Adipati Jayaningrat. 

Hal tersebut, sebagai langkah awal Pangeran Mangkubumi untuk mengendalikan pesisir utara Jawa sebagai strategi mengurangi pengaruh VOC di bumi Mataram kala itu.

Perjuangan Pangeran Mangkubumi melawan Belanda tersebut, kini diabadikan dalam relief di sekitar Kompleks Pagelaran Kraton Jogjakarta. 

Serimpi Pramugari menjadi bukti bahwa kisah kepahlawanan para lelaki pun dapat diwujudkan dalam gerak tari para perempuan yang anggun namun tegas, sebagai medium penyebaran inspirasi ketokohan dan perjuangan para pendahulu.