Cerita Dewi Anjani, Legenda Terbentuknya Telaga Madirda di Lereng Gunung Lawu
- VIVA Jogja
Seperti dikutip VIVA Jogja dari Wikipedia, ia mempunyai Cupu Manik Astagina, bila dibuka didalamnya dapat dilihat segala peristiwa yang terjadi diangkasa dan di bumi sampai tingkah ketujuh Cupu tersebut adalah pemberian ibunya dan merupakan asalah pemberian dari Batara Surya pada waktu perkawinan Dewi Indradi dengan Resi Gotama.
Pada suatu hari, saat Dewi Anjani sedang bermain-main dengan cupunya, datanglah kedua adiknya.
Mereka senang sekali terhadap cupu tersebut, lalu menghadap ayahnya untuk memintanya. Gesi Batara Surya marah karena Dewi Anjani tak mau memberikan Cupu pada adiknya. Kemarah Gesi Batara semakin menjadi, dikala sang istri tak mau menjelaskan dari mana Cupu itu berasal.
Kemudian Resi Gotama ini pun membuang Cupu itu. Dan karena istrinya tak mau menjelaskan asal usul Cupu itu didapat, maka Resi Batara Surya ini mengutuk istrinya menjadi “tugu” dan dilempar jatuh ditapal batas negara Alengka.
Sedangkan Cupu Manik Astagina dibuang oleh Resi Gotama. Tutupnya jatuh di telaga Sumala, sedangkan induknya tenggelam di telaga Nirmala.
Ketiga bersaudara itu mengejarnya diikuti oleh masing-masing pengasuhnya yaitu, Jambawan (pengasuh Subali), Menda (pengasuh Sugriwa), dan Endang Suwarsih (Pengasi Dewi Anjani). Subali, Sugriwa, dengan kedua pengasuhnya kemudian sampai di telaga Sumala dan langsung terjun kedalamnya.
Dewi Anjani dan pengasuhnya yang datang belakangan hanya duduk di tepi telaga. Karena terik matahari, Subali dan Sugriwa mencuci muka, kaki, dan tangannya, sehingga mengakibatkan bagian tubuh yang terkena air telaga itu berubah menjadi wanara.