Miftah Maulana akhirnya mundur sebagai Utusan Khusus Presiden
- Istimewa
Jogja, VIVA Jogja – Polling pencopotan Miftah Maulana Habiburrahman sebagai Utusan Khusus Presiden yang diedarkan change.org sempat beredar secara daring dan telah ditanda-tangani seribuan orang secara berantai. Petisi itu dikirimkan Kepada Presiden Republik Indonesia dengan tembusan Menteri Sekretaris Negara dan masyarakat Indonesia, untuk mendesak Presiden RI mencopot Miftah Maulana Habiburrahman dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden, terkait pelecehan verbal (menghina) seorang penjual es di muka publik.
Dalam alasan petisi itu diungkapkan bahwa posisi Utusan Khusus Presiden adalah posisi strategis yang memerlukan figur dengan moralitas tinggi dan kemampuan untuk menjaga kehormatan negara. Ketidakmampuan atau kelalaian untuk bertindak tegas terhadap kasus ini dapat menciptakan persepsi bahwa pemerintah mendukung perilaku tidak etis.
Lebih jauh, mencopot Miftah Maulana Habiburrahman dari jabatannya akan menjadi langkah simbolis yang penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, sekaligus memberikan ruang bagi pejabat yang lebih kompeten dan bermoral untuk menduduki posisi tersebut.
Meski Presiden RI Prabowo Subianto belum memutuskan pencopotan jabatan Gus Miftah, namun yang bersangkutan, Miftah Maulana Habiburrahman secara pribadi telah menyatakan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Dalam keterangan pers di Pondok Pesantren Ora Aji, miliknya yang terletak di Kecamatan Kalasan Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (6/12/2024) dan disebarkan oleh beberapa netizen di media sosial, Gus Miftah mengucapkan bahwa keputusannya dilandasi dengan segala kerendahan hati dan ketulusan serta penuh kesadaran. “Saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ujarnya.
Miftah pun mengungkapkan kalau keputusan itu tidak berdasarkan tekanan dari siapapun.
Aksi Gus Miftah saat berdakwah di Magelang menjadi sorotan usai videonya viral di media sosial dan mendapat respon negative dari berbagai kalangan termasuk Perdana Menteri Malaysia.
Pendakwah yang lahir pada 5 Agustus 1981 ini, merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo Jawa Timur, dan sempat berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, meski tidak selesai. Gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam ia dapatkan dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada 2023.
Paska insiden saat Miftah berdakwah di Magelang, netizen pun ramai-ramai mengunggah sebuah video yang juga berisi pelecehan verbal yang dilakukan Miftah kepada seniman tradisional Yogya Yati Pesek.