Panen Perdana Kacang Tanah di Lapas Narkotika Nusakambangan: Ketahanan Pangan dari Balik Jeruji

Panen kacang tanah Lapas Narkotika Nusakambangan
Sumber :
  • IST

CILACAP, VIVA Jogja – Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Nusakambangan, Rindra Wardhana, turun langsung memimpin panen perdana kacang tanah di lahan pertanian yang dikelola warga binaan pemasyarakatan (WBP). 

Program ini menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Presiden RI dalam bidang ketahanan pangan serta program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam pembinaan kemandirian WBP.

Dalam sambutannya, Rindra menegaskan pentingnya pembinaan berbasis keterampilan agar para warga binaan memiliki bekal saat kembali ke masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan tidak hanya menjalani masa hukuman, tetapi juga memperoleh keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan mereka ke depan. Program pertanian ini adalah salah satu upaya kami untuk mewujudkan program Asta Cita Presiden dan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan serta memberikan pembinaan yang lebih produktif bagi WBP,” ujar Kalapas.

Panen perdana ini dilakukan di lahan seluas 200 meter persegi yang dikelola langsung oleh WBP dengan bimbingan petugas lapas serta tenaga ahli pertanian. 

Hasil panen mencapai 100 kilogram kacang tanah yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan internal serta didistribusikan ke pihak luar sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi.

“Kami ingin hasil pertanian ini tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi di dalam lapas. Ke depan, program ini akan terus dikembangkan dengan skala yang lebih luas,” tambah Rindra.

Keberhasilan panen ini tidak terlepas dari kerja sama dengan berbagai pihak. 

Lapas Narkotika Nusakambangan menggandeng Universitas Jenderal Soedirman untuk memberikan bimbingan teknis terkait pemanfaatan pupuk organik cair yang diproduksi sendiri oleh warga binaan. 

Selain itu, dukungan dari Bank BRI Kantor Cabang Cilacap turut membantu dalam pengembangan program pertanian ini.

Tidak hanya itu, pihak lapas juga aktif menjalin komunikasi dengan Universitas Diponegoro, P4S Creative Farm Batang, serta P4S Berkah Cilacap guna memperluas cakupan pembinaan pertanian bagi warga binaan.

Penanaman kacang tanah di lahan lapas bukan hanya sekadar kegiatan pertanian biasa. 

Kacang tanah dikenal sebagai tanaman yang mampu menggemburkan tanah berkat bintil akarnya yang mengikat nitrogen, unsur hara makro esensial bagi kesuburan tanah. 

Setelah panen ini, lahan yang sama akan kembali ditanami sayuran seperti kangkung, terong, tomat, dan cabai untuk mendukung keberlanjutan program ketahanan pangan.

“Dengan siklus tanam yang terus berjalan, kami ingin menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan hijau di dalam lapas. Ini juga menjadi sarana bagi warga binaan untuk terus belajar dan mengasah keterampilan mereka di bidang pertanian,” jelas Rindra.

Program pertanian di Lapas Narkotika Nusakambangan kini semakin mendapat perhatian karena terbukti membawa manfaat nyata bagi warga binaan. 

Dengan adanya keterampilan bertani, mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah bebas.

“Ini bukan hanya tentang menanam dan panen, tetapi juga membangun karakter, disiplin, dan kemandirian bagi warga binaan. Kami ingin mereka kembali ke masyarakat dengan bekal yang cukup, sehingga mereka dapat hidup mandiri dan tidak kembali ke jalur yang salah,” tutup Kalapas.

Dengan panen perdana ini, Nusakambangan menunjukkan bahwa penjara bukan sekadar tempat hukuman, tetapi juga ruang pembinaan yang mampu mencetak individu yang lebih produktif dan siap menghadapi masa depan.