Ziarahi Astana Girigondo dan Imogiri, Kenang Perjuangan Berdirinya DIY

Pemda DIY berziarah di makam leluhur yang berjasa bagi berdirinya DIY.
Sumber :
  • hms

 

 

KULON PROGO, VIVAJogja- Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berziarah dan tabur bunga di makam raja-raja, para adipati serta leluhur yang telah berjasa bagi berdirinya DIY. Agenda spiritual ini menjelang peringatan Hari Jadi ke-270 DIY pada 13 Maret 2025 mendatang.

Kegiatan ziarah salah satunya dilakukan di Makam Girigondo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada Rabu (19/2/2025). Agenda ziarah dilakukan sebagai wujud penghormatan atas perjuangan para leluhur pahlawan Yogyakarta, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sekretaris Daerah DIY melalui Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Kuncoro Cahyo Aji, meminta generasi muda menjaga dan mengamalkan nilai-nilai luhur. Karena Yogyakarta lahir dari perjuangan yang besar.

“Berdirinya Yogyakarta menggambarkan perjuangan Pangeran Mangkubumi yang panjang dengan menghadapi penjajah yang kejam, menindas dengan campur tangan VOC. Pangeran Mangkubumi adalah orang yang luhur dan baik dalam memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan,” ujar Kuncoro.

Berdirinya Yogyakarta tentunya melalui banyak pengorbanan lebih dari sembilan tahun perang senjata, hingga diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Kuncoro juga menjelaskan, semangat Pangeran Mangkubumi kala itu dengan perilakunya yang baik dan luhur menjadi salah satu pemantik semangat memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan tersebut.

Dalam perjalanan sejarah, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX dan Kanjeng Gusti Paku Alam ke VIII menghadapi berbagai tantangan sebelum akhirnya menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia.

“Semangat tersebut yang harus kita teladani dan kita wariskan kepada anak dan kita ukir di hati  memperingati Hari Jadi DIY. Dari perjalanan sejarah tersebut, ayo sama-sama berdoa agar arwah para raja, adipati, dan leluhur yang berjasa ditempatkan di tempat terbaik dan mulia di samping Allah Swt,” tutur Kuncoro.

Kuncoro juga berterimakasih kepada Pemda DIY yang telah memfasilitasi ziarah dalam rangka HUT DIY. Ia juga berharap semoga yang dilakukan hari ini mendapatkan berkah untuk kita semua.

Pada kesempatan yang sama, juru kunci makam Astana Girigondo, Rio Rekso juga menceritakan betapa bengisnya penjajahan pada masa lalu. Ia berharap untuk mendoakan arwah para raja, adipati, dan leluhur perjuangan agar dapat diterima di sisi Tuhan.

“Setiap hari-hari bersejarah, sebisa mungkin doakan para pahlawan baik yang dengan tanda jasa atau tidak. Semoga amal baiknya diterima, diampuni dosa-dosanya, ditempatkan di tempat yang mulia. Dan kita semua bisa melanjutkan perjuangan,” ungkap Rekso.

Ziarah dan tabur bunga ke makam pahlawan jelang Hari Jadi ke-270 DIY.

Photo :
  • hms

 

Sehari sebelumnya, Pemda DIY berziarah ke makam para leluhur pendiri Mataram. Yakni di Astana Kuthagede Bantul, Astana Pajimatan Imogiri dan Astana Girigondo, Kulon Progo.

Kegiatan itu diikuti Staf Ahli Gubernur dan Asisten Setda, Bupati Juru Kunci Puralaya dan Juru Kunci Abdi Dalem Kraton Yogyakarta dan Juru Kunci Abdi Dalem Kadipaten Pakualaman, Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY, Bupati Puralaya dan juru kunci masing-masing astana.

Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan, berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat menggambarkan perjuangan panjang Pangeran Mangkubumi dalam melawan penindasan dan campur tangan VOC Belanda.

Di saat Kerajaan Mataram Islam melemah karena pengaruh VOC, Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I tampil menjadi sosok yang memperjuangkan kedaulatan.

"Perlawanan bersenjata tersebut berlangsung selama 9 tahun, hingga terjadinya Perjanjian Giyanti, yang kemudian disusul dengan peristiwa Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat," ujarnya.