Mendikdasmen Ungkap Pentingnya Gerakan 7 Kebiasaan Anak Hebat
MAGELANG, VIVAJogja- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti menyambangi Kota Magelang. Ia meresmikan Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan, serta pembicara Siraman Pelita Hati di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMA).
Dalam lawatan sehari di bulan Ramadan, kedatangan Menteri Mu'ti, disambut pelajar dari SD Muhammadiyah Satu Alternatif (Mutual) Kota Magelang.
"Peresmian klinik ini bukan hanya sebagai upaya layanan kesehatan saja, melainkan juga upaya membangun masyarakat kuat. Selain aspek kesehatan, kunci pokok dalam membangun masyarakat juga adalah dari pendidikan," ujar Mu'ti, Jumat (14/3/2025).
Menteri Mu'ti juga menyoroti pentingnya hidup sehat yang berfondasi dari tiga pilar. Diantaranya makan sehat dan bergizi, beribadah dan lingkungan sosial yang sehat.
Kehadiran Abdul Mu’ti disambut hangat di Magelang
- hms
"Dalam konteks ini, kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mencanangkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebagai upaya menciptakan generasi emas Indonesia 2045," terang Mu’ti.
Usai meresmikan Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan, Menteri Mu'ti menuju ke Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMA). Kali ini agendanya menjadi pembicara Siraman Pelita Hati di kampus milik Muhammadiyah itu.
Dihadapan ratusan peserta, Menteri Mu'ti menyebut bahwa peristiwa Nuzulul Quran merupakan momentum awal membangun peradaban dan tradisi baru melalui pendidikan.
"Setidaknya, peristiwa Nuzulul Quran memiliki lima makna dalam keterkaitannya dengan pendidikan," tutur Menteri Mu'ti.
Makna pertama diungkap oleh Menteri Mu'ti bahwa Nuzulul Quran mengajarkan manusia untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Secara tidak langsung, makna ini membuktikan bahwa pendidikan telah dimulai sejak manusia berada di dalam kandungan seorang ibu.
"Makna kedua, yaitu Nuzulul Quran menjadi momentum perubahan tradisi lisan menjadi tulisan. Dimana pada masa itu memperlihatkan bahwa tradisi tulisan menjadi wadah dalam dakwah ajaran keislaman," paparnya.
Selanjutnya makna ke tiga, Menteri Mu'ti menjelaskan bahwa Nuzulul Quran melalui wahyu pertama mengajarkan manusia untuk mampu membuka diri, berusaha, dan berubah dengan cara belajar. Serta makna ke empat diungkap bahwa Nuzulul Quran menjadi proses belajar yang terus berkembang seiring dengan turunnya al quran.
"Karena itu, makna terakhir menjadi muara peristiwa Nuzulul Quran adalah bagaimana empat makna sebelumnya menjadi pondasi dan strategi membangun peradaban melalui pendidikan," tutup Menteri Mu'ti.