500.000 Vaksin LSD Tiba di Indonesia, Sumbangan Pemerintah Australia
- Pixabay
Jogja – Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia menyerahkan 500.000 vaksin lumpy skin disease (LSD) kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada Senin, 8 Januari 2024.
Dengan kedatangan pengiriman terbaru ini, Australia telah memberikan total satu juta dosis vaksin LSD ke Indonesia selama setahun terakhir.
Hal ini membuat total kontribusi donasi Australia dari 2022 hingga 2024 menjadi 1,435 juta dosis vaksin untuk mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam mengendalikan LSD di Indonesia.
Pejabat Otoritas Veteriner Kesehatan Hewan dan Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr Nuryani Zainuddin, mengatakan bahwa pengendalian LSD di Indonesia merupakan prioritas bersama.
"LSD dan penyakit mulut dan kuku merupakan ancaman biosekuriti yang signifikan," kata Dr Nuryani, dalam keterangan dari Kedubes Australia.
"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk terus meningkatkan kemajuan yang telah dicapai sejauh ini untuk mengendalikan wabah ini. Kami berterima kasih kepada Australia atas kerja sama biosekuriti yang berkelanjutan dengan Indonesia dan atas sumbangan vaksin terbaru ini."
Perwakilan Kedutaan Besar Australia, dalam bidang Pertanian, Dane Roberts, mengatakan bahwa ia senang melihat vaksin yang disumbangkan oleh Australia membantu mengatasi LSD di Indonesia.
"Selama setahun terakhir, Australia telah memasok satu juta vaksin ke negara tetangga kami Indonesia - vaksin yang kini telah masuk ke dalam populasi sapi di Indonesia dan melindungi mata pencarian para peternak," ujar Roberts.
"Australia tetap bebas dari LSD. Mengingat perdagangan yang erat dan saling menguntungkan antara Australia dan Indonesia dalam komoditas daging sapi dan sapi hidup, sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dalam memerangi tantangan biosekuriti ini di wilayah kita dan melindungi industri peternakan kita."
LSD disebarkan oleh nyamuk, lalat dan kutu yang menggigit, dan sangat berdampak pada sapi dan kerbau.
Penyakit ini memengaruhi produksi susu dan menimbulkan luka di seluruh tubuh hewan yang terinfeksi.