Relawan Penerus Negeri Garap Gerakan Bantu Negeri di Yogyakarta
- Istimewa/ dok. Relawan Penerus Negeri DIY
Jogja – Relawan Pendukung Prabowo-Gibran yaitu Penerus Negeri menginisiasi gerakan Bantu Negeri. Bantu Negeri sendiri adalah program berdaya masyarakat yang melibatkan penukaran sampah menjadi sembako, pelatihan kewirausahaan, dan talkshow cegah stunting.
Program Bantu Negeri ini merupakan kegiatan nasional relawan Penerus Negeri yang dipimpin oleh M Pradana Indraputra.
Dalam program ini relawan Penerus Negeri tak hanya berkontribusi pada kebersihan lingkungan dengan mendorong penukaran sampah tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pelatihan kewirausahaan, meningkatkan potensi ekonomi lokal.
Melalui program Bantu Negeri ini relawan Penerus Negeri juga menaruh perhatian laf masyarakat penyandang difabel. Salah satu bentuk perhatian ini dengan membantu usaha mereka atau juga menginspirasi penyandang difabel untuk berwirausaha.
Koordinator Daerah Penerus Negeri DIY Besta Eins Yudharta mengatakan bahwa program “Bantu Negeri” ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting.
Tujuan ini muncul sebagai respons terhadap urgensi mencapai kehidupan yang sehat dan berkelanjutan dalam pembangunan masyarakat.
"Pendekatan holistik ini melibatkan tiga unsur utama: lingkungan yang bersih, ekonomi mandiri, dan penanggulangan stunting," kata Besta.
Besta membeberkan menciptakan lingkungan yang bersih sebagai dasar kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan yang bersih dari pencemaran, lanjut Besta akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kami melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah
kritis untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah penyakit.” tutur Besta dalam keterangannya, Selasa 15 Januari 2024.
"Selanjutnya untuk program berbagi kami memiliki fokus khusus pada penanggulangan stunting. Stunting ini menjadi sebuah masalah yang sering terkait dengan kurangnya gizi pada anak-anak," imbuh Besta.
Sementara itu Aprilia Larasati, seorang mahasiswa keperawatan UGM memberikan materi bahwa perlu adanya pendekatan gizi yang holistik, program mencakup penyuluhan mengenai pola makan sehat. Selain itu akses terhadap makanan bergizi, dan pemahaman tentang pentingnya nutrisi pada masa pertumbuhan.
“Dengan mengintegrasikan ketiga unsur ini program berbagi bertujuan memberikan dampak positif dan berkelanjutan pada kesehatan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi lokal, menciptakan dasar untuk masyarakat yang lebih kuat dan berdaya.” ungkap Aprilia.
Owner Shinta Bella Group yaitu Shinta Kusumaningrum menambahkan aspek terakhir program ini menekankan pentingnya ekonomi mandiri dalam mendukung masyarakat yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi.
“Pelatihan keterampilan, pemberdayaan perempuan, dan pendirian usaha kecil menjadi bagian integral dari kegiatan berbagi yang bertujuan membantu masyarakat khususnya para penyandang difabel menjadi lebih mandiri secara ekonomi.” ujar Shinta.
"Dengan cara ini, program tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang lebih stabil," tutup Shinta.