Dampak Perang Dagang AS-Tiongkok: 5 Tips Jitu Bertahan di Tengah Ekonomi Sulit

Bijak Mengatur Uang
Sumber :
  • VIVA Jogja/ist

VIVA Jogja — Ketidakpastian ekonomi global dan kenaikan harga kebutuhan pokok membuat masyarakat dituntut untuk semakin cermat dalam mengatur keuangan.

Resmi Berbadan Hukum, 177 Koperasi Merah Putih Siap Menggebrak Ekonomi Karanganyar

Apalagi diperparah dengan adanya perang dagang antara AS dan Tiongkok.Perang dagang tersebut berdampak pula bagi Indonesia. Pada Geopolitik dan Ketahanan Ekonomi Indonesia, perang dagang menyebabkan gangguan rantai pasok global.

Seperti dikutip dari laman kemhan.go.id, Indonesia yang bergantung pada ekspor bahan baku ke Tiongkok dan AS menghadapi penurunan permintaan. Pelemahan ekonomi kedua negara juga menurunkan harga komoditas global yang berimbas pada penerimaan nasional. Pada aspek Stabilitas Kawasan dan Pertahanan, terdampak dengan adanya militerisasi di Laut China Selatan.

Pakai UGM Minta Rantai Pasok Pangan Diperbaiki

Indonesia, walau bukan pihak dalam klaim wilayah, harus memperkuat postur pertahanan maritim, khususnya di Natuna, untuk menjaga kedaulatan dan memastikan jalur pelayaran aman.

Pada aspek Investasi dan Keamanan Teknologi, dengan pembatasan teknologi AS terhadap Tiongkok memberi peluang bagi Indonesia sebagai alternatif lokasi relokasi industri. Namun, terdapat risiko infiltrasi teknologi sensitif dari kedua kubu yang berimplikasi pada keamanan siber nasional.

Agustin Iswar Diminta Cari Solusi Pasar Tradisional Sepi Pembeli

Dampak pada bidang ekonomi pada ekspor Indonesia dimana nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2019 tercatat USD 25,85 miliar, turun 2,6% dari 2018 (BPS, 2020). Ekspor ke AS justru naik ke USD 18,64 miliar pada 2019, meningkat 4,5% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh substitusi produk Tiongkok yang dikenai tarif di AS.

Pada sektor investasi Asing (FDI), terjadi relokasi pabrik dari Tiongkok ke ASEAN menciptakan peluang investasi. Namun, dari 33 perusahaan besar yang merelokasi basis produksi pada 2020, hanya 7 perusahaan yang memilih Indonesia, sementara 19 masuk ke Vietnam (BKPM, 2021).

Halaman Selanjutnya
img_title