UGM Raih Juara 2 di Kompetisi Internasional berkat TerraDam Insurance
- Humas UGM
YOGYAKARTA, VIVA Jogja - Tim Young Begawan Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Mohammad Firdaus, Rafael, Victor, Dewa Ayu, dan Enricko berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi internasional 2025 SOA Research Institute Student Research Case Study Challenge yang diikuti mahasiswa dari seluruh dunia.
The Society of Actuaries (SOA) Research Institute merupakan organisasi pengembangan dan pendidikan aktuaria terbesar di dunia. Setiap tahunnya, kompetisi riset internasional diselenggarakan untuk mendorong kreativitas mahasiswa dalam melihat tantangan bisnis di bidang aktuaria. Tahun ini, kompetisi Student Research Case Study Challenge diikuti oleh 68 tim dari 42 universitas di 17 negara. Tim Young Begawan Aktuaria menjadi salah satu dari 19 tim yang lolos di babak semifinal dengan karyanya berjudul “TerraDam”.
Mohammad Firdaus, ketua tim Young Begawan Aktuaria menyatakan, konsep inovasi TerraDam dirancang untuk meningkatkan ketahanan finansial dan infrastruktur terhadap risiko kegagalan bendungan tanah (earthen dam) di wilayah fiktif Tarrodan. Tim Young Begawan Aktuaria menyoroti probabilitas kegagalan bendungan yang mencapai 10% dalam 10 tahun dengan kerugian ekonomi hingga lebih dari 182 miliar dollar Amerika Serikat. Sehingga diperlukan solusi untuk mengurangi resiko kerugian tersebut. “Melihat peluang ini, Tim Young Begawan Aktuaria menggabungkan pendekatan holistik melalui empat pilar utama: TerraDam Insurance, TerraDam Regulation, TerraDam Grant, dan TerraDam Token, “ kata Firdaus dalam keterangan dengan wartawan, Senin (05/05/2025).
Dikatakan, empat program unggulan dalam TerraDam memberikan perlindungan terhadap pemilik bendungan dan pihak yang dirugikan apabila terjadi kerugian akibat kegagalan bendungan.
“Untuk program TerraDam Insurance misalnya, menyediakan asuransi opsional untuk pemilik bendungan dan asuransi nasional wajib yang didanai melalui sistem pajak untuk melindungi Masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, TerraDam Regulation, yakni standar ketat bagi pemilik bendungan untuk merancang Rencana Tanggap Darurat (EAP), melakukan inspeksi rutin, memasang sistem peringatan dini, serta merehabilitasi bendungan yang sudah tua. “Bagi pemilik bendungan yang kesulitan membiayai kewajiban tersebut, terdapat program TerraDam Grant untuk menyediakan bantuan pembiayaan. Keberlanjutan sistem tersebut juga didukung oleh mekanisme keuangan digital berbasis blockchain yang mengubah bendungan menjadi aset investasi yang dapat diperdagangkan melalui program TerraDam Token,” katanya.
Melalui implementasi empat program tersebut, resiko kegagalan diperkirakan bisa dikurangi hingga 62%. Selain itu, program TerraDam juga diproyeksikan mampu menghasilkan arus kas positif serta memastikan keberlanjutan finansial tanpa membebani masyarakat. “TerraDam dinilai sebagai inovasi unik dan kreatif yang berhasil mencuri perhatian dewan juri dan membawa Tim Young Begawan Aktuaria sebagai pemenang kedua mengalahkan 68 tim lainnya,” kenangnya.