Selamat dari Krisis Kesehatan, Suliasih: “Tanpa JKN, Saya Tak Tahu Harus Bagaimana”

Suliasih, peserta JKN saat dirawat di RS
Sumber :
  • VIVA Jogja/Humas BPJS Kesehatan Semarang

Semarang, VIVA Jogja – Bagi Suliasih, pedagang di Pasar Bulu Semarang, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukan sekadar kartu, melainkan penyelamat hidup. Terdaftar sebagai peserta mandiri (PBPU) kelas dua, ia rutin membayar iuran demi menjaga haknya atas layanan kesehatan yang memadai.

Menjemput Kesadaran dari Pintu ke Pintu: Misi Mulia Para Pejuang JKN

Dalam keseharian yang penuh ketidakpastian penghasilan, Suliasih bergantung pada JKN untuk biaya pengobatan dua penyakit kronis yang telah lama ia derita: diabetes dan hipertensi. Kondisinya sempat memburuk beberapa waktu lalu, hingga ia harus dilarikan dalam keadaan tak sadarkan diri ke Unit Gawat Darurat (UGD).

"Pas itu saya kelelahan, banyak pesanan dagangan. Saya tidak jaga pola makan, akhirnya gula darah dan tekanan darah naik drastis, saya pingsan," kenangnya.

BPJS Kesehatan dan Pemkab Demak Gencarkan Program CSR dan “Srikandi” untuk Genjot Kepesertaan JKN

Untungnya, keluarganya segera membawa Suliasih ke RS Cepoko Semarang dengan hanya berbekal kartu JKN. Berkat kepesertaan aktifnya, seluruh biaya perawatan ditanggung tanpa kendala.

Meski sebelumnya mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), Suliasih mengaku sempat lengah dalam menjaga disiplin konsumsi obat.

MPP Sukoharjo dan Kisah Mbah Kardiyono: Layanan Satu Atap untuk Semua Usia

“Kadang merasa sehat, jadi malas minum obat. Padahal dulu saya rajin kontrol. Tapi kali ini saya benar-benar kena akibatnya,” tuturnya.

Dirinya juga mengenang saat pertama kali menyadari punya penyakit gula darah tinggi, saat ikut pemeriksaan kesehatan gratis di Pasar Bulu.

Halaman Selanjutnya
img_title