Wakil Rektor UMY Masuk Nominasi Penghargaan GLOHRA Prize for Global Health Research

Paparan dr Supriyatiningsih tentang kanker serviks
Sumber :
  • Dok UMY

YOGYAKARTA, VIVA Jogja – Melalui riset tentang kanker serviks yang telah dilakukan sejak tahun 2023 hingga 2024, Dr Med dr Supriyatiningsih dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil mendapatkan nominasi GLOHRA Prize for Global Health Research, sebagai peneliti dengan research terbaik bersama empat peneliti lainnya dari German Alliance for Global Health Research (GLOHRA).

Aktivasi Identitas Kependudukan Digital Kulonprogo masih rendah

Penghargaan tersebut akan diberikan kepada 2 tim terbaik dari 5 tim peneliti yang berhasil masuk nominasi, dan akan diberikan pada Jumat, 6 Juni 2025 mendatang di Berlin, Jerman.

Kanker leher rahim atau yang biasa dikenal dengan kanker serviks hingga kini masih menempati posisi kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan Indonesia, dengan kasus baru sebanyak 17,2 persen dari total kasus kanker yang terjadi. Meski penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan deteksi ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak melakukan pemeriksaan. Bahkan, tingkat pemeriksaan khususnya pada kanker leher rahim di seluruh kabupaten di Indonesia menyentuh angka di bawah 10 persen. 

Gelap 10 Tahun, Jembatan Layang Ngelo Sentolo segera Dipasangi LPJU

 Minimnya akses ke rumah sakit atau puskesmas, kurangnya kesadaran, dan tidak adanya dukungan secara psikososial serta finansial dari keluarga menjadi sejumlah faktor yang menjadi penghambat dalam pemberantasan kanker leher rahim di Indonesia.

 Sebagai langkah konkrit dalam menekan penambahan jumlah kasus kanker serviks di Indonesia, Dr Supriyatiningsih bersama Prof Dr med Peter Hillemanns (Medizinische Hochschule Hannover (MHH)), Prof Dr Jörg Haier, LL.M(Comprehensive Cancer Center Mecklenburg-Vorpommern (CCC-MV)), serta dr Detty Siti Nurdianti (Universitas Gadjah Mada) dan Prof dr Ova Emilia (Universitas Gadjah Mada) mengusung penelitian dengan judul “IndoCerCa: Community Cervical Cancer Screening and Prevention in Indonesia” dengan menekankan metode deteksi dini yang masal, tidak mahal, dan user friendly. 

Paku Alam X Minta Milo Activ Indonesia Race Libatkan UMKM

 “Tujuan utama dan jangka panjang dari proyek penelitian ini adalah untuk menetapkan strategi komunitas secara klinis efektif, efisien secara biaya, dan diinginkan guna memungkinkan eliminasi kanker serviks,” jelas dr Supriyatingsih Senin (02/06/2025) di Gedung AR Fachruddin A Lantai 1 UMY.  

Bersama tim penelitinya, mengusulkan self sampling sebagai alternatif dalam metode deteksi dini kanker serviks. Self sampling dengan menggunakan HPV DNA ini juga menjadi salah satu metode yang berbeda dan belum ada di Indonesia, sebab tidak menggunakan asam cuka untuk melihat kanker serviks hanya dengan perubahan di mulut rahim. Selain itu, alat pada self sampling juga bisa dibawa pulang untuk memudahkan pasien dalam melakukan pendeteksian dengan dua opsi cara, yakni melalui urin dan swab.

Halaman Selanjutnya
img_title