Latih Timnas Garuda, Patrick Kluivert Jadi 'Magnet' Pemain Grade A di Eropa untuk Bergabung
- VIVA Jogja/Instagram.com/@patrickkluivert9
VIVA Jogja - Pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert resmi diperkenalkan jajaran PSSI dalam jumpa pers di Hotel Mulia, Jakarta, pada Minggu, 12 Januari 2025.
Dengan reputasi besarnya di Eropa, Kluivert dinilai akan membantu PSSI untuk menambah kekuatan skuad Garuda lewat proses naturalisasi pemain diaspora. Terkait hal ini, Kluivert bahkan mengaku sudah berbincang dengan sejumlah nama pemain diaspora baru agar berkenan membantu Garuda berjuang melewati tahap Kualifikasi Round 3 Piala Dunia 2026.
"Secara personal saya sudah berbicara dengan beberapa pemain yang bisa bergabung dan dinaturalisasi, saya cukup sibuk karenanya," terang Kluivert. Kemudian, pelatih pengganti juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STY) itu menyebut nama pemain asal klub Royal Antwerp di Belgia.
Jairo juga dikenal sebagai gelandang bertahan kawakan di Inggris, kala dirinya masih membela klub Crystal Palace pada periode 2014-2017.
"Saya mungkin bisa sebut satu nama, Jairo Riedewald. Kami mencoba merekrutnya secepat mungkin," tegas Kluivert.
Berkaca dari hal itu, Exco PSSI Arya Sinulingga pernah mengungkap peran ganda Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia. Hal yang dimaksud Arya, yakni keahlian dan pengalaman pelatih asal Belanda itu sebagai pelatih teknis pemain selama berkarier di kursi kepelatihan Eropa.
Berikut ini ulasan selengkapnya. Pencarian pemain keturunan Indonesia dengan Grade A atau level talenta terbaik dalam konteks sepak bola, menjadi peran tambahan yang akan dijalankan Kluivert bersama PSSI.
Dalam siniar YouTube Interupsi yang tayang pada Jumat, 10 Januari 2025, Arya menyoroti peran ganda yang dimiliki Kluivert ini akan membuat para pemain keturunan Grade A semakin berminat membela Timnas Indonesia.
"Dengan head coach (kepala pelatih) dengan level seperti ini, nanti dia juga yang akan melobi pemain-pemain diaspora yang selama ini mungkin belum terbujuk untuk mau masuk ke kita (Timnas Indonesia)," terang Arya.
"Dia juga yang akan membujuk, melobi, dan mengajak pemain-pemain diaspora untuk masuk ke kita," lanjutnya. Dalam kesempatan yang sama, Arya menilai cara berpikir para pemain diaspora yang bermain di Eropa memiliki cara berpikir tersendiri.
"Pemain-pemain diaspora kita itu cara berpikirnya cara berpikir Eropa. Melihat tim pun secara Eropa," sebutnya. Menurut Exco PSSI itu, cara pandang itu berpengaruh terhadap penilaian pemain dalam memahami strategi pelatih, terkhusus kini Kluivert yang menjadi juru taktik Garuda.
"Jadi lumayan beda memang dengan cara kita yang selalu berpikir peran kepala pelatih," tutur Arya. "Coba lihat kenapa di Eropa itu disebut pelatih itu manajer? Ternyata ada pelatih teknikalnya," tambahnya.
Arya menuturkan terkait peran ganda Kluivert yang tidak hanya sebagai juru taktik melainkan juga berpengalaman sebagai direktur teknis di sejumlah klub Eropa, seperti PSG di Perancis dan Ajax Amsterdam di Belanda.
Exco PSSI itu menjelaskan, keahlian Kluivert dalam memilih pemain berbakat akan teruji bersama Timnas Indonesia. Di sisi lain, Arya menyebut pengalaman Kluivert sebagai direktur teknis klub-klub besar di Eropa akan membuat para pemain diaspora pun merasa bangga dan hormat kepada sang pelatih.
"Itu di Eropa yang terjadi. Jadi harus ada leadership (kepemimpinan) di sana, maka dicarilah pelatih yang punya kepemimpinan itu," ucap Arya. "Yang pemain diaspora kita tentu akan sangat hormat kepada dia (Kluivert)," pungkasnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Arya menyoroti level atau tingkat permainan yang dimiliki para pemain Garuda akan meningkat. Oleh sebab itu, Arya menilai keberadaan Kluivert akan mampu berkomunikasi secara aktif bersama para punggawa Garuda.
"Dan pemain-pemain diaspora kita makin lama levelnya makin tinggi, mereka butuh pelatih yang mereka dengarkan," terangnya. Di samping itu, Arya memperkuat pendapatnya dengan menyebut mayoritas pemain diaspora di Indonesia berasal dari Belanda.
"Mayoritas pemain diaspora berdarah Indonesia berasal dari Belanda. Jika pelatih kita juga dari sana," jelas Arya. "Itu juga akan memudahkan proses mendapatkan pemain tambahan untuk memperkuat Timnas Indonesia," tandasnya.