Tragis! Bocah Pengidap Leukemia asal Pekalongan Meninggal Karena Kemo Dihambat Kebijakan Aneh RS di Semarang

Pelda Riyadi dan istri menunjukkan foto anaknya
Sumber :
  • VIVA Jogja

PEKALONGAN, VIVA Jogja - Peristiwa tragis menimpa Pelda Riyadi dan Ny. Cicilia Riyadi ketika anaknya Abraham Radith, meninggal dunia pada 9 Mei 2025 pukul 20.30 WIB di sebuah rumah sakit negeri Kota Semarang.

Baru Masuk Pekan Kedua, Perputaran Uang SGS Karanganyar Tembus Rp300 Miliar

Abraham berjuang lima tahun  lebih melawan kanker darah yang menggerogoti tubuh mungilnya.

Ironisnya, bukan penyakit yang pertama-tama yang membunuh Abraham—melainkan kebijakan misterius pihak rumah sakit yang katanya dibuat BPJS Kesehatan.

Modus Baru Pengiriman Sabu-sabu dengan Tisu Basah Berhasil Digagalkan

Anak Pelda Riyadi berulangkali tidak bisa menjalani kemoterapi karena kebijakan satu pasien satu tindakan. 

"Sebelumnya, selama lima tahun, anak saya bisa menjalani pelayanan perbaikan kondisi, lalu dilanjutkan kemoterapi. Tapi ini tidak bisa," tutur Pelda Riyadi di Kota Pekalongan, Minggu 15 Juni 2025.

Bupati Sleman kembali ke Konawe Selesaikan Problem Transmigran

Pihaknya pun menanyakan kebijakan yang ternyata dibantah  pihak BPJS Kesehatan.

Bahkan, pihak BPJS Kesehatan berani membuat surat pernyataan tidak pernah mengeluarkan kebijakan satu pasien satu tindakan untuk layanan kemoterapi.

“Kami sebagai orangtua benar-benar kehilangan karena kebijakan itu. Tapi siapa yang membuat kebijakan satu pasien satu tindakan? BPJS bilang tidak. RS juga bilang tidak. Lalu siapa?” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
img_title