Jejak Panjang PSHT dari Eyang Suro ke Generasi Baru, 1.324 Calon Pendekar Karanganyar Disahkan
- VIVA Jogja
KARANGANYAR, VIVA Jogja - Malam ini, Rabu (2/7/2025), ribuan pesilat muda dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Karanganyar bersiap mengikuti prosesi sakral pengesahan warga tingkat satu.
Sebanyak 1.324 calon pendekar akan menapaki tahapan penting dalam tradisi perguruan pencak silat legendaris asal Madiun tersebut.
Tradisi ini bukan sekadar seremoni. Bagi para calon warga, inilah puncak dari perjalanan panjang latihan fisik, pembentukan karakter, dan penanaman nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi utama PSHT.
PSHT bukan sekadar ajang adu jurus atau unjuk kekuatan. Sejak awal berdiri, perguruan ini memadukan pencak silat sebagai seni bela diri dengan filosofi kehidupan yang kuat. Inti dari ajarannya adalah membentuk manusia berbudi luhur, berani membela kebenaran, dan menjaga persaudaraan.
“Menjadi warga PSHT bukan hanya perkara kuatnya fisik, tapi juga seberapa kuat seseorang memegang prinsip dan rasa hormat kepada sesama,” kata Koordinator Pengamanan Terate (PAMTER) PSHT Cabang Karanganyar Pusat Madiun Agus Pramono Jati atau yang lebih dikenal dengan panggilan Agus Bereng, belum lama ini.
Cikal bakal PSHT dimulai dari ajaran Setia Hati yang dirintis oleh tokoh kharismatik Eyang Suro di awal abad ke-20. Semangat pendiri PSHT itu kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Ki Hadjar Hardjo Oetomo, yang mendirikan organisasi pencak silat dengan semangat kebangsaan.
Dari akar perjuangan itulah, PSHT tumbuh menjadi salah satu perguruan terbesar di Tanah Air. Kongres pertamanya digelar pada 1948, dan sejak saat itu, PSHT aktif dalam perkembangan dunia pencak silat nasional, termasuk menjadi pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).