The Prophecy of the Popes dan Misteri Hari Penghakiman: Menelusuri Ramalan Santo Malachy Setelah Paus Fransiskus
- VIVA Jogja/ist
VIVA Jogja - The Prophecy of the Popes atau "Nubuat Para Paus", yang dikaitkan dengan Santo Malachy, Uskup Agung Armagh dari Irlandia (1094–1148), telah menjadi subjek kontroversi dan ketertarikan intens selama berabad-abad.
Naskah ini, yang konon ditemukan dan dipublikasikan pada abad ke-16, berisi 112 motto pendek berbahasa Latin, masing-masing dikaitkan dengan satu paus mulai dari Celestine II (1143) hingga masa depan yang jauh.
Yang menjadi pusat perhatian dunia modern adalah entri terakhir, yang tampaknya menunjuk pada masa sesudah Paus Fransiskus.
Menurut teks itu, paus terakhir yang disebutkan diberi gelar "Petrus Romanus," dengan deskripsi: "Dalam penganiayaan terakhir Gereja Suci Roma, akan duduk Petrus Romanus, yang akan menggembalakan umatnya di tengah banyak penderitaan; setelah itu, Kota Tujuh Bukit akan dihancurkan, dan Hakim yang Maha Dahsyat akan menghakimi umat manusia."
Frasa ini menimbulkan interpretasi bahwa setelah masa kepemimpinan Paus Fransiskus — yang dalam daftar tersebut dipandang sebagai paus ke-112 — dunia akan menghadapi perubahan besar, bahkan kehancuran, yang berpuncak pada Hari Penghakiman.
Asal-Usul dan Keaslian Ramalan
Secara historis, terdapat banyak perdebatan tentang keaslian The Prophecy of the Popes. Beberapa sarjana Katolik dan sejarawan berpendapat bahwa nubuat ini mungkin adalah karya abad ke-16 yang disusun untuk mendukung klaim kandidat tertentu pada pemilihan paus saat itu, terutama dalam konklaf 1590.