Perputaran Uang di DIY selama Lebaran 2025 Turun

YOGYAKARTA, VIVA Jogja – Bank Indonesia (BI) DI Yogyakarta mencatat terjadinya penurunan peredaran uang pada periode RAFI (Ramadhan dan Idulfitri) 2025, sebesar 21 persen (%) dibandingkan tahun 2024. Pada RAFI 2025 terdata Rp 4,60 triliun uang yang eredar di Masyarakat, sementara tahun 2024, mencapai Rp5,8 triliun.

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY,  Hermanto, Kamis (10/04/2025) juga menyebut bahwa-realisasi uang yang ditukarkan oleh masyarakat periode RAFI 2025 sebesar Rp 43,9 miliar. Menurutnya, kondisi ini antara lain disebabkan oleh preferensi masyarakat yang semakin banyak menggunakan transaksi nontunai secara digital.

Hal ini terlihat dari realisasi nominal transaksi QRIS di DIY pada Januari-Februari 2025 mencapai Rp 6,79 triliun atau naik 274,9% dari Jan-Feb 2024 sebesar Rp1,81 triliun. Nominal transaksi menggunakan uang elektronik juga meningkat, yaitu dari Rp1,58 triliun pada periode Januari-Februari 2024 naik 10,1% menjadi Rp 1,74 triliun pada Januari-Februari  2025.

Terkait dengan menurunnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi, dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar keuangan secara berkesinambungan. Bank Indonesia melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan tanggal 8 April 2025 dengan intervensi di pasar valas (Spot dan DNDF) serta pembelian SBN di pasar sekunder.

Selain itu, Bank Indonesia juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas Rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik. Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia, sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga guna menopang pertumbuhan ekonomi.