Yogya jadi Laboratorium Nasionalisme Digital: Jogjakita Jadi Bukti Nyata
- istimewa
YOGYAKARTA, VIVA Jogja - Jogjakita, aplikasi transportasi online lokal yang dirancang, dikembangkan, dan dijalankan oleh talenta asli Jogja terbukti mampu bersaing di tengah dominasi platform digital asing di berbagai sektor kehidupan. Kota ini kini dianggap sebagai contoh nasional dalam membangun kedaulatan digital dari daerah.
Dalam waktu singkat, lebih dari 3.000 mahasiswa, ratusan pelaku UMKM, serta ribuan pengguna umum telah beralih ke Jogjakita, bukan karena strategi diskon besar yang diterapkan, tapi karena kesadaran untuk mendukung karya anak daerah, dalam memperkuat ekonomi lokal.
Ibnu Sunanto, selaku Founder Jogjakita, juga melihat bahwa Jogja bisa menjadi laboratorium nasionalisme digital. “Di sini, masyarakat tidak hanya bangga pada budaya dan sejarah, tapi juga memilih untuk berdaulat secara digital. Jogjakita menjadi bukti nyata bahwa daerah bisa berdiri sendiri di tengah dominasi korporasi global,” ujarnya.
Digital dan Pilihan Ideologi
Gerakan masyarakat Jogja untuk menggunakan aplikasi lokal ini bukan hanya soal kenyamanan atau harga, tetapi juga sebagai bentuk pilihan kesadaran kolektif untuk menolak ketergantungan pada aplikasi yang tak berpihak pada ekonomi kerakyatan.
“Jogjakita” tidak mengambil potongan dari mitra pengemudi maupun UMKM, serta menjalankan program sosial “Kilometer Kebaikan” yang mengantar anak yatim ke sekolah secara gratis. Konsep ini memperlihatkan bahwa ekosistem digital bisa dibangun dengan nilai, bukan hanya angka.
“Kalau transportasi bisa kita kelola sendiri, lalu kenapa kita harus terus bergantung pada sistem yang tidak berpihak? Jogja sudah membuktikan, dan kami yakin kota lain bisa mengikuti,” tambah Ibnu.