41 Anak dari keluarga miskin siap masuk Sekolah Rakyat di Sleman
- bing image creator
YOGYAKARTA, VIVA Jogja - Dari total 154 warga Sleman yang mendatar pada seleksi Sekolah Rakyat (SR) Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Purwomartani Sleman hanya ada 41 warga Sleman yang lolos.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengatakan untuk bisa mengikuti program pendidikan berasrama gratis yang digagas pemerintah pusat tersebut memang harus melalui proses seleksi yang cukup ketat, khususnya kondisi ekonomi keluarga serta komitmen kuat dari siswa dan orang tua untuk mengikuti sistem pendidikan berasrama.
Sekolah Rakyat di Sleman berlokasi di Purwomartani dan akan mulai beroperasi pada Juli 2025 dan seluruh siswa yang lolos akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum mulai belajar. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DIY, dan tes kesehatan dijadwalkan minggu depan,” ujarnya.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai smart school dengan fasilitas modern dan akses internet cepat hingga 200 Mbps. Program ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Dengan semangat baru dan dukungan penuh dari pemerintah, anak-anak seperti yang berasal dari Sleman kini memiliki peluang nyata untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.
“Skala prioritas memang untuk siswa yang masuk desil 1 Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional,” kata Ari, Senin (30/6/2025).
Dikatakan, Desil mengacu pada tingkat kemiskinan, Desil 1 yakni termiskin dari pada desil 2 dan setelahnya. Dalam proses verifikasi tahapan penerimaan calon murid di SR, juga dilakukan pemeringkatan dari desil terkecil. Dinsos Sleman juga menyandingkan DTSEN dengan data kemiskinan milik Pemkab Sleman serta data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.