UII Kukuhkan Suparwoko Jadi Guru Besar Bidang Ilmu Pengantar Rancang Kota

Pengukuhan Guru Besar UII
Sumber :
  • Dokumentasi

Jogja – Universitas Islam Indonesia (UII) mengukuhkan Prof. Ar. Suparwoko, Ir. MURP. Ph.D. IAI. IAP. sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Pengantar Rancang Kota dalam rapat senat terbuka di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir, Selasa 31 Oktober 2023.

Dalam pidato pengukuhannya, Suparwoko membahas tentang Inovasi Pengembangan Kota Kecil Berbasis Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia.

Suparwoko yang meraih gelar Doktor dari Victoria University of Technology, Australia ini mengemukakan beberapa topik dalam rangkum penelitiannya antara lain Hilirisasi Desa Kota, Inovasi Pengembangan Kota Kecil, Inovasi Tipologi Rumah MBR, serta Inovasi Material.

Dalam topik pembuka, Suparwoko membawa Pantai Selatan Jawa Tengah sebagai studi kasus untuk hilirisasi desa kota dengan kajian wisata Pantai. Suparwoko menerangkan keindahan lanskap beberapa Pantai di Jawa Tengah, dikemukakan juga lonjakan jumlah objek wisata yang menurutnya memerlukan waktu kurang lebih 20 tahun untuk mencapai tingkat yang demikian signifikan.

"Upaya penelitian yang juga mengawal perkembangan Pembangunan infrastruktur dari beragam dimensi di wilayah tersebut juga turut mengantarkan arus kesejahteraan yang cukup kuat, terutama dalam dimensi Pendidikan dan ekonomi Masyarakat," kata Suparwoko.

Suparwoko menutup topik pembuka ini dengan visi pengembangan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Pembangunan kota kecil berbasis perumahan MBR sangat signifikan dibutuhkan dan perlu dilakukan secara simultan kerjasama top down dan bottom up. Pembangunan ini sangat baik dan rasional untuk dirancang, mengingat pendekatan yang digunakan adalah lokal genius dari Surya Mandala dan Catur Gatra Tunggal dari Kerjaan Majapahit," ujar Suparwoko.

Temuan Suparwoko ini terinspirasi dari Pembangunan kota Barcelona, Spanyol sejak tahun 1830-an mengenai Kerjasama antara Madrid dan Barcelona dalam peneluran konsep perluasan kota dan mengutamakan daerah di luarnya.

Suparwoko menyebut pendekatan ini juga ditemukan dalam Surya Majapahit meski belum digunakan untuk pendekatan spasial. Ia juga menitik beratkan pada Local Genius Catur Gatra Tunggal, yakni integrasi ideal antara Keraton, Agama, Alun-alun, serta Pasar yang diolah menjadi alternatif pengembangan kota kecil di Indonesia.

Dalam pidatonya, Suparwoko mengingatkan tentang pentingnya Upaya integrasi dan kerja kolektif antar stakeholder yang seharusnya terlibat.

"Pembangunan kota kecil berbasis MBR di Indonesia perlu kebersamaan potensi integrasi PENTAHELIX (konsep multi pihak) yang bekerja sama antara Pemerintah, Masyarakat, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Media Masa” tutur Suparwoko.

Suparwoko berharap peranan perguruan tinggi dapat menjadi lebih proaktif untuk meningkatkan alokasi dana kegiatan dan fasilitas laboratorium untuk kepentingan lapangan. 

Suparwoko menambahkan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui percobaan dan pembuatan model pembangunan kawasan dan perumahaan, serta pembuatan puwarupa bangunan rumah MBR beserta komponen atau konstruksinya.

“Ilmu adalah sesuatu yang lapang dan berada di lapangan-kampus adalah bagian sangat penting berada di lapangan,” tutur Suparwoko.