Widosari, Saat Elang Jawa Berputar di Atas Kepala: Pesona Wisata Negeri di Atas Awan

Menparekraf Sandiaga Uno saat belajar wayang di Widosari
Sumber :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

Kulon Progo, VIVA Jogja - Diantara deretan perbukitan Menoreh, Widosari muncul bak surga yang jatuh ke bumi. Puncak Widosari, yang menjadi ikon desa wisata ini, bagaikan “negeri di atas awan” yang memesona dan memikat hati wisatawan.

Bukit dengan batu diatasnya yang mirip bentuk kepala manusia ini telah menjadi destinasi wisata yang recommended.

Selain menikmati batu purba dari dekat, kita juga bisa menikmati sunrise serta pemandangan alam sejauh mata memandang.

Jika sedang beruntung, pengunjung juga bisa melihat sekumpulan burung elang jawa terbang berputar-putar di atas kepala kita.

Dengan udaranya yang sejuk serta pemandangan alamnya yang sangat indah semakin menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara berkunjung ke perbukitan ini.

Selain menjadi ikon wisata alam, Puncak Widosari yang berada di Pedukuhan Tritis Kalurahan Ngargosari Kabupaten Kulon Progo, itu juga resmi menjadi salah satu Situs Warisan Geologi, berdasarkan SK Menteri ESDM Nomor 13.K/HK.01/MEM.G/2021.

Ketua Desa Wisata Widosari Heri Susanto, mengungkapkan bahwa Puncak Widosari memiliki beberapa versi sejarah. Selain sejarah, Heri mengungkapkan ada sebuah cerita rakyat mengenai Puncak Widosari.

 

Upacara Merti Dusun di Desa Wisata Widosari

Photo :
  • VIVA Jogja/Dinas Pariwisata Kulon Progo

 

"Cerita rakyat yang berkembang mengenai, kisah Putri Widosari dan Widowati," ucap Heri. Heri mengungkapkan, selain pemandangan indah yang ditampilkan oleh Puncak Widosari. Hal unik lainnya dapat ditemukan pengunjung.

Apabila pengunjung memperhatikan puncak, pengunjung akan melihat bahwa Puncak Widosari merupakan bongkahan batu besar yang berdiri tegak dan kuat diantara bukit lainnya.

Selain itu, Puncak Widosari pernah viral ketika pengibaran Bendera Merah Putih yang mengeliling puncak. Kejadian itu ramai di media sosial pada tahun 2020 lalu.

Banyak warganet yang memuji kegiatan tersebut, terutama pemandangan Puncak Widosari dengan tambahan kegagahan Bendera Merah Putih.

Menurut Heri, di tahun 2024 ini, desa wisata akan menyediakan event khusus untuk Puncak Widosari. Sebelumnya setiap tahun Puncak Widosari selalu mengadakan Merti Dusun yang diinisiasi oleh masyarakat Tritis.

Dari Puncak Widosari, terdapat pemandangan keindahan alam yang membentang menuju terbit dan terbenamnya sang surya. Di sini kita dapat melihat Desa Ngargosari dengan eloknya dari ketinggian. Hamparan pedesaan yang tertutupi rindangnya pepohonan, ditambah dengan sejuknya hawa pegunungan terasa menenteramkan hati.

 

Kebun Teh Kemadon

Photo :
  • VIVA Jogja/Kemenparekraf RI

 

Hamparan kebun teh juga menghiasi kawasan perbukitan ini, wisata edukasi memetik dan membuat teh sangrai akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisataan.

Puncak-puncak bukit di sekitar Puncak Widosari bisa dikembangkan untuk wisata minat khusus. Letaknya yang tidak jauh dari Wisata Candi Borobudur menjadikan Puncak Widosari sebagai destinasi baru.

Selain itu, dengan adanya pembangunan bandar udara baru Yogyakarta International Airport akan banyak menarik banyak jumlah wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.

Di tengah kebisingan dan hiruk pikuk perkotaan, mengunjungi Puncak Widosari akan menjadi solusinya. Selain pemandangannya yang indah, kamu tidak perlu khawatir akan rasa haus dan lapar.

Di sini, tersedia berbagai tempat untuk singgah sembari menikmati secangkir kopi atau teh khas Dusun Tritis yang dibuat dengan cara yang masih tradisional.

Untuk menemani minum teh atau kopi kental yang nasgitel (panas legi kentel), kamu dapat menemukan berbagai makanan khas pendamping seperti gula kacang, gethuk singkong, tawonan, klemet, gula aren dan masih banyak lagi.

Bila kamu berkunjung ke sini, pengurus desa wisata menyediakan banyak atraksi mulai dari wisata alam, wisata budaya, hingga wisata edukasi.

Wisatawan dapat melakukan kegiatan Live In, Outbond, Camping, melihat sunrise maupun menikmati senja di destinasi wisata Puncak Widosari, Puncak Proman, Kebun Teh Kemadon, dan Bukit Mata Elang.

Selain itu, wisatawan juga bisa belajar bagaimana cara beternak, mengolah hasil peternakan dan pertanian di rajendra farm atau di masyarakat setempat.

Kesenian, kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Ngargosari juga bisa menjadi salah satu opsi. Wisatawan dapat belajar menari, karawitan, mendhalang, membatik maupun menikmati kuliner lokal yang dikemas dalam suatu upacara adat kenduri, sambil menikmati atraksi kesenian yang beragam.

Wisatawan dapat menyaksikan beberapa upacara tradisi di desa itu, seperti upacara adat Kenduri, upacar adat Memetri Kali, upacara adat Merti Desa, dan upacara adat Merti Padukuhan/dusun. Seni, budaya, dan tradisi yang masih terjaga serta keramahtamahan penduduknya akan membuat wisatawan merasa nyaman berkunjung dan tinggal layaknya pulang ke kampung sendiri.

Bagi pelajar tingkat dasar hingga menengah, mahasiswa perguruan tinggi, maupun masyarakat umum yang ingin menambah pengalaman dan pengetahuan, belajar yang dikemas dengan berwisata bisa menjadi pilihan yang tepat. Antara lain belajar peternakan domba di Rajendra Farm, belajar membatik di rupa-rupa batik, belajar Pengolahan Teh Tradisional, belajar Tari Klasik, belajar Gamelan Jawa, hingga belajar menanam padi tradisional.

Bagi wisatawan yang ingin menginap, dapat memilih beberapa tempat berikut ini. Di sini ada Homestay Wisma Pawiro Darsono, yang merupakan homestay modern dengan lingkungan pedesaan.

Homestay ini memiliki berbagai fasilitas seperti ruang tamu yang luas dengan nuansa joglo didalamnya, ruang makan yang bersih dan nyaman dilengkapi televisi, dapur yang bersih dengan peralatan lengkap, tempat bersantai di pinggir kolam/di joglo kecil menambah indah suasana menginap, dan yang tak kalah penting tempat parkir luas motor dan mobil.

Tidak perlu khawatir, homestay ini juga dapat menyiapkan paket makan khususnya makanan khas pedesaan Ada juga Homestay IbuTik, yang memiliki desain bangunan seperti rumah pada umumnya.

Lokasi homestay berada dipinggir jalan raya sehingga memudahkan akses tamu yang hendak menginap.

Fasilitas yang ditawarkan homestay ini jelas yang pertama yaitu merasakan suasana seperti di rumah, pemiliknya yang ramah dan juga menetap di rumah tersebut dapat menambah wawasan tamu mengenai tempat wisata di wilayah Ngargosari.

Homestay ini juga memiliki ruang tamu, ruang makan, dapur, mushola, parkir mobil dan motor, dan paket makan. Terdapat tempat untuk bersantai di lantai 2 yang bisa digunakan untuk melihat matahari terbit.

Yang suka klasik dan kuno, bisa memilih menginap di Joglo Mbah Nilik yang dibangun pertama kali pada tahun 1922. Pemilik sekaligus pengelola joglo ini turun temurun hingga saat ini.

Sang pemilik homestay yang ramah dan luwes, membuat Joglo ini menyimpan cerita memori masa lalu yang selalu menarik untuk dikulik dan diceritakan.

Suasana pedesaan yang asri dengan pemandangan kawasan puncak widosari dari pendopo dan halaman homestay, udara yang bersih dan sejuk, hamparan sawah, sungai, pepohonan di sekitar rumah yang masih asri, air dari sumber mata air, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang bisa kita jumpai dan kita dapatkan di sini.

Destinasi Wisata Widosari ini pada tahun 2022 dinobatkan sebagai salah satu kedalam 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Bukan tanpa alasan desa wisata ini dinobatkan menjadi salah satu desa wisata terbaik dalam ajang tersebut alasannya yaitu telah memenuhi standar penilaian juri ADWI 2022 yang terdiri dari 7 kategori meliputi daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, cleanliness health safety dan environment sustainability (CHSE), dan kelembagaan desa.

Pesona alam dan kreativitas masyarakat di dalamnya, memikat hati PT Astra Internasional Tbk yang menjadikan desa wisata ini sebagai desa sejahtera Astra (DSA).