Hotel Bintang di Kudus Menjerit, Gegara Terjepit Inpres Efisiensi APBD

Pendapatan Sapphire Hotel Kudus turun dampak efisiensi APBD
Sumber :
  • ist

“Jasa akomodasi seperti hotel bintang, praktis terdampak atas kebijakan efisiensi anggaran. Kami memperkirakan adanya penurunan 30 persen pendapatan di sektor perhotelan Kudus dampak kebijakan itu,” terang Kirom.

Menurut Kirom, angka itu berdasarkan hasil komunikasi PHRI dengan sejumlah pengelola hotel di Kota Kretek. Namun dampak yang dirasakan perhotelan di Kudus tidak terlalu besar dibandingkan dengan perhotelan di kota-kota besar, seperti Kota Semarang, Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar lainnya.

Kirim melihat pendapatan sektor perhotelan Kudus dari sisi tingkat kunjungan tamu menginap masih cukup tinggi. Baik pengunjung dari sektor industri, hingga wisatawan.

"Di kota-kota besar, pendapatan hotel banyak bergantung pada event MICE. Tetapi di Kudus, tamu yang berkunjung masih cukup tinggi, jadi penurunannya tidak terlalu drastis, masih ada sektor lain yang bisa dioptimalkan," terangnya.

Karena itu, PHRI Kudus tetap mencari solusi agar industri perhotelan bisa bertahan dan tetap survive. Di antaranya menawarkan alternatif bisnis, seperti penyewaan dapur kepada restoran yang membutuhkan fasilitas untuk masak besar, dan penyediaan layanan katering.

Selain itu, dilakukan improvisasi pengembangan paket wisata berbasis hotel, supaya dua sektor hotel dan pariwisata di Kabupaten Kudus terangkat sekaligus. 

“Beberapa pengelola hotel sudah menawarkan penyewaan dapur ke restoran dan jasa tata boga. Diharapkan menjadi solusi dalam rangka mengoptimalkan fasilitas yang ada,” imbuhnya.