Film “Singsot” Siulan Kematian siap tayang mulai 13 Maret
- jogja.viva.co.id/ Fuska SE
Kisah kemudian bergulir, siulan Ipung berujung kematian salah seorang warga, terror mental pada Ipung dan neneknya. Sang Kakek tidak tinggal diam. Bersama tokoh paranormal setempat, sang kakek berusaha menyudahi kutukan pada cucunya yang berakhir pada korban jiwa lagi yakni istri Agus Pete.
Sang sutradara, Wahyu Agung Prasetyo menyebut bahwa film ini menjadi awal baginya menggarap film panjang, dan setelah sukses menggarap “Singsot” ia merasa tertantang pada proyek lainnya.
Wahyu memaparkan, bahwa film “Singsot” terispirasi dari pengalamannya akan mitos-mitos yang tumbuh di lingkungannya yakni tanah Jawa. Dia juga sempat merasakan peringatan untuk tidak bersiul pada petang hari, serta dampak-dampaknya.
Dalam Gala Premiere yang dilakukan Jumat (07/03/2025) di Lippo Plaza Yogyakarta, Wahyu menyampaikan bahwa film yang ia garapnya tidak sekedar menyajikan hiburan, tetapi juga mengandung pesan budaya hingga moral.
Diproduksi oleh Clock Work Films dan Ravacana Films, “Singsot”: Siulan Kematian menyajikan visual yang eksotik, identik dengan habitus masyarakat Jawa yang kental akan ajaran dan kekerabatan. Kesan horor yang mencekam berbalut penampilan mengerikan dari mahluk-makluk gaib pun menambah kesan mendalam. Film ini bukan saja berbicara tentang kepercayaan dan adat yang dilanggar, tetapi juga menyelipkan sebuah pesan akan tabiat manusia yang tidak pernah merasa cukup hingga menghalalkan berbagai cara untuk meraih harta secara instan.