Hobi Nyeleneh Kusumo Putro Koleksi Puluhan Lukisan Nyai Roro Kidul Hingga Kerap Temui Hal Gaib

Hobi Unik Kusumo Putro Koleksi Lukisan Nyi Roro Kidul
Sumber :
  • VIVA Jogja

SOLO, VIVA Jogja - Pria ini memiliki hobi unik berbeda dari kebanyakan orang. Mayoritas orang memiliki hobi mengumpulkan barang-barang antik dan unik.

Seperti, jam, sepatu, mobil mewah, tas mewah atau barang-barang lainnya.

Tapi justru kebalikannya, pria bernama Kusumo Putro ini justru mengkoleksi lukisan Nyi Roro Kidul. Bagi sebagian masyarakat Jawa, sosok Nyai Roro Kidul ini dikenal sebagai penguasa Pantai Selatan.

Saat ditemui VIVA Jogja di kantornya, terdapat deretan lukisan Nyai Roro Kidul tertata sangat rapi.

Saat VIVA Jogja masuk kedalam ruang kerjanya, Kusumo Putro yang berprofesi sebagai pengacara ini, terlihat tengah memandangi lukisan Nyai Roro Kidul yang telah dia pigura.

Di meja kerjanya, terdapat tiga buah wadah berisi kembang setaman. Adanya deretan kembang setaman yang sengaja ditaruh didalam wadah, membuat bulu kuduk merinding.

"Saya mulai mengkoleksi lukisan ini akhir 2017. Sampai saat ini saya sudah memiliki lukisan Nyai Roro Kidul sebanyak 42 lukisan. Target, 50 lukisan Nyi Roro Kidul, " papar Kusumo Putri, Sabtu (21/9/2024).

Ia mengatakan, alasan dirinya mengkoleksi lukisan Nyai Roro Kidul karena ada kaitannya dengan trah keluarga yang dari Keraton Mataram.

"Kebanyakan orang yang tidak berani memasang apalagi sampai mengkoleksi lukisan Nyai Roro Kidul dalam jumlah lebih dari satu, karena pamali. Saya mengkoleksi lukisan Nyai Roro Kidul karena masih ada hubungannya dengan trah keluarga saya yang dari Keraton Mataram, " terangnya.

Panembahan Senopati

Kusumo menceritakan Era Panembahan Senopati di dalam Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan dan masyarakat dari malapetaka.

Bahkan Kraton Yogyakarta dan Surakarta hingga kini masih melaksanakan ritual yang erat kaitannya dengan keberadaan sang Ratu Kidul.

Seperti Keraton Surakarta yang sering mementaskan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang. Ditarikan oleh sembilan gadis yang sebelumnya menggelar ritual khusus.

Pesona Ratu Kidul inilah yang memikat hati Kusumo Putro. Ia mengatakan semua lukisan ini berasal dari imajinasi dirinya yang diwujudkan dalam goresan pelukis.

Bahkan, dirinya sendirilah yang menyiapkan semua perangkat perlengkapan.

Kemudian, perlengkapan melukis, mulai dari kanvas, cat diserahkan pada pelukis yang ditunjuknya.

Meski belum pernah bermimpi didatangi Nyi Roro Kidul, namun dari cerita nenek moyangnya, Nyi Roro Kidul ini sosok wanita cantik berambut panjang bermahkota dan mengenakan busana kemben khas Jawa berwarna hijau yang dikelilingi ombak pantai selatan.

"Sebelum mulai melukis semua peralatan untuk melukis saya bawa dulu ke Parangkusumo. Saat memulai melukis, pelukis tidak boleh sembarangan. Para pelukis harus melukis sesuai dengan gambaran dan arahan yang saya miliki, " ujarnya.

Karena itulah prosesnya memakan waktu lama. Karena sesuai dengan imaginasinya juga.

Itulah mengapa lukisan ini juga memiliki karakter yang berbeda beda. Hanya saja, para pelukis ini mayoritas menolak melukis Nyai Roro Kidul dengan menggunakan Kemban berwarna putih dengan selendang berwarna Kuning. Mereka menolak melukisnya.

Alasannya, mereka tak ingin ikut dengan Nyai Roro Kidul.

"Sebenarnya saya ingin punya lukisan Nyai Roro Kidul berpakaian putih. Tapi banyak yang tidak berani melukiskannya. Saat saya tanya kenapa, mereka jawab, saya tidak mau ikut Nyai Roro Kidul. Yang artinya mati. Soalnya, Kemban putih itukan diintetikan kain kafan,"terangnya.

Gaib

Kusumo mengatakan sejak dirinya mengkoleksi lukisan Nyai Roro Kidul, banyak hal-hal gaib kerab dia jumpai.

Seperti bau harum bunga sering muncul tiba-tiba. Belum lagi, bila memandang lukisan Nyai Roro Kidul, mata di lukisan itu seperti hidup.

"Kadang saat saya di kantor sendiri, tiba-tiba ada bau harum menghampiri. Atau terkadang matanya murup (hidup), ya bagi saya biasa saja," pungkasnya