Demo Hari Tani, Petani Minta Monopoli Air di Karanganyar Dihentikan: Fase Krisis Air
- VIVA Jogja
KARANGANYAR, VIVA Jogja - Ratusan petani di Karanganyar memperingati Hari Tani Nasional dengan turun ke jalan.
Mereka menuntut agar monopoli air yang dilakukan PUDAM Tirta Lawu dikurangi.
Pasalnya, dengan dimonopoli 30 titik sumber air di Lereng Lawu, oleh PUDAM Tirta Lawu, membuat debit air mengalami penurunan.
Koordinator Aksi Perwakilan Petani, Yosef Yulianto mengatakan dengan monopoli itu, kondisi berdampak terhadap penurunan debit air di lima sungai utama pemasok bagi lahan pertanian di Karanganyar.
Selain itu krisis air terjadi karena sumber-sumber air yang dijual ke luar Karanganyar. Kemudian juga maraknya bangunan resto, vila, hotel dan penginapan di kawasan Lereng Lawu seperti Tawangmangu dan Ngargoyoso.
"Kami sampaikan apa yang menjadi persoalan di petani. Seperti masalah air, karena saat ini Karanganyar sudah masuk dalam fase krisis air," papar Yosef, Selasa (24/9).
Ia mengatakan kondisi ini .embuat ongkos produksi pertanian bertambah terutama saat musim kering.
Masih ada masalah harga jual gabah petani saat masa panen raya justru turun, demikian juga dengan pengairan untuk lahan pertanian juga harus diperhatikan pemerintah.
Masalah harga gabah petani. Saat panen raya harga gabah petani turun lagi. Harapannya pemerintah daerah bisa membuat regulasi untuk menjamin standarisasi harga.
"Jika perlu kerjasama dengan Bulog supaya bisa bekerjasama untuk menyerap hasil panan dari petani. Termasuk membuka akses pasar seluas-luasnya bagi petani non padi," pungkasnya.
Pantauan VIVA Jogja, aksi demo yang dilakukan para petani yang tergabung dalam Serikat Tani Bumi Intanpari dan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Sertabumi - AGRA) ini menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Karanganyar, sekira pukul 10.00 WIB.
Tak mau ketinggian, elemen lainnya diantaranya Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Karanganyar, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surakarta, Front Mahasiswa Nasional (FMN) UNS, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FP UNS, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FP, dan League of Social Studies & Research (LSSR) ikut serta dalam aksi tersebut.
Dengan pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Polres Karanganyar, para pendemo ini silah berganti menggelae orasi di halaman depan gedung DPRD. Setelah puas berorasi, satu persatu perwakilan aksi masuk ke ruang serba guna OR DPRD Karanganyar.