Nelayan Mangunharjo Memupuk Asa Demi Masa Depan Cerah Lewat Bengkel Edupreneur

Montir Bengkel Edupreneur saat memperbaiki mesin kapal yang rusak
Sumber :
  • VIVA Jogja/Stefy Thenu

VIVA Jogja – Bangunan Bengkel Edupreneur berdiri kokoh di ujung Kampung Tanggulsari, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Letaknya hanya sepelemparan batu jauhnya dari pinggir laut Semarang.

Di depan bengkel, tepatnya di sungai kecil kampung tersebut, tertambat puluhan kapal nelayan setempat. Ada kesibukan yang tidak biasa, di siang yang lumayan terik itu. Para nelayan tidak sedang melaut.

Ada yang sibuk memperbaiki jaring yang koyak sisa melaut semalam. Ada yang bercengkerama dengan anak dan istri di halaman rumah. Sebagian besar warga berkutat di dalam bangunan bercat putih dan merah.

Ada umbul-umbul Pertamina di pinggir jalan dan jembatan yang memisahkan kampung Tanggulsari dan Kelurahan Mangkang Kulon.

Siang hari itu, Rabu, 18 September 2024, Bengkel Edupreneur (Education and Enterpreneur) dibuka secara resmi. Selain para pejabat Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, pembukaan bengkel juga dihadiri para pejabat tingkat Kota Semarang, Kecamatan Tugu, hingga tingkat Kelurahan Mangunharjo.

Camat Tugu, Abdul Haris Nur Hidayat yang didapuk memberi sambutan perdana, mengapresiasi Pertamina yang telah menyalurkan program bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)-nya kepada warga di kampung nelayan tersebut.

“Kepedulian Pertamina sangat besar kepada warga. Bukan hanya membangun bengkel, tapi memberikan pelatihan kepada warga yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga, selain dari menangkap ikan,” ujar Nur Hidayat.

Nur Hidayat juga berharap, Pertamina dapat membantu warga lainnya di Kelurahan Mangkang Wetan di wilayahnya yang masih sangat membutuhkan bantuan.

“Banyak rumah warga di sana, khususnya di wilayah RW 7 yang rumahnya dalam kondisi sangat memprihatinkan, kiranya dapat dibantu dalam program bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH),” ungkapnya.

Wilar Haruman, Kabid Pelatihan Tenaga Kerja Disnaker Kota Semarang mengatakan, pihaknya siap membantu pelatihan kepada pengelola Bengkel Edupreneur tersebut.

“Kami punya program pelatihan las dan otomotif, sangat cocok dengan bengkel ini, yang selain servis sepeda motor dan mesin kapal, juga dapat melayani las pagar, tralis, dll,’’ ujar Wilar.

Ya, sesuai namanya, bengkel edupreneur bukan sekadar bengkel biasa. Namun, bengkel sekaligus tempat pelatihan dan pendampingan bagi calon tenaga kerja.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) JBT PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan, bengkel edupreneur digagas oleh Integrated Terminal Semarang Pengapon.

“Di Semarang ada dua, yang pertama di sini dan kedua di Tambaklorok. Program ini sudah berjalan sejak 2022. Kita membantu peralatan dan pelatihan. Ada dua pengelola bengkel yang kami kirim ke Bandung untuk mengikuti pelatihan otomotif selama 40 hari,” ujar Brasto.

 

Brasto Galih Nugroho saat berbincang dengan montir Bengkel Edupreneur

Photo :
  • VIVA Jogja/Stefy Thenu

 

Para montir di bengkel ini, kata Brasto, seluruhnya adalah warga setempat yang adalah para nelayan. Mereka umumnya mahir otomotif secara otodidak, baik memperbaiki sepeda motor maupun mesin kapal yang rusak.

“Modal otodidak ini sungguh luar biasa. Kami tinggal mengakomodasinya dengan bantuan peralatan bengkel, alat las, dan pelatihan,” imbuhnya.

Bahkan, rencananya Pertamina akan memberikan pelatihan pembuatan sabun ramah lingkungan yang berasal dari bahan baku mangrove. Sabun ramah lingkugan itu akan digunakan untuk cuci motor, yang menjadi pekerjaan baru bagi warga setempat.

“Tahun ini kami membantu Rp300 juta. Program ini berjalan selama 5 tahun,” ujar Brasto, yang juga akan mengembangkan wisata mangrove di wilayah kampung tersebut.

Bambang Sujono, Sub Koordinator Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kota Semarang mengatakan, untuk pemberdayaan nelayan, pihaknya membantu memasarkan hasil penangkapan para nelayan setempat.

“Di sini tangkapan nelayan adalah kakap dan rajungan, yang semuanya komoditas ekspor,’’ kata Bambang.

Total nelayan di wilayah Barat Semarang, termasuk di Kecamatan Tugu, kata dia, mencapai 300 nelayan.

Iin Indriawati, Kabid Perizinan dan Kelembagaan Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang mengatakan, pihaknya membantu pelatihan keuangan dan manajerial bagi pengurus Koperasi Mitra Samudera Jaya, yang ada di Kampung Tanggulsari.

Ketua Koperasi Mitra Samudera Jaya, sekaligus Manajer Bengkel Edupreneur, Muhammad Yasin menyatakan sangat berterima kasih dan mengapresiasi kepedulian Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, yang melakukan pemberdayaan kepada warga nelayan di Tanggulsari.

“Pengelola bengkel seluruhnya ada 15 orang. Kami semuanya telah mengikuti pelatihan las dan otomotif sehingga punya keterampilan dan keahlian. Ada yang jago las, ada yang jago montir. Bisa servis motor maupun mesin kapal yang rusak,” kata M Yasin.

Selain bengkel, kata Yasin, pihaknya pun menggelar pelatihan teknis sepeda motor, perbaikan mesin kapal, dan pengelasan. “Kami juga melakukan pendampingan pembuatan lamaran kerja, wawancara kerja dan akses informasi pekerjaan,” paparnya.

Syaratnya, calon peminat tengah menempuh pendidikan SMA/SMK sederajat, terbuka untuk masyarakat umum, berminat di bidang otomotif, belum pernah mengikuti pelatihan sejenis, warga Kota Semarang, dan menyertakan fotokopi KTP dan kartu pelajar.

“Semua pelatihan gratis. Pelatihan 70 persen praktik dan 30 persen teori. Peminat yang diterima, memperoleh baju kerja, modul dan sertifikat, ATK dan souvenir, teman baru, peluang kerja dan pendampingan rintisan bengkel,” jelasnya.

 

Peresmian Bengkel Edupreneur di Kampung Tanggulsari

Photo :
  • VIVA Jogja/Stefy Thenu

 

Ryan Alandra, Senior Sales Executive Retail Pertamina Lubricant mengatakan, bengkel edupreneur menggunakan oli produksi Pertamina Lubricant.

“Kami juga akan menggelar diskon tepat di HUT ke-11 Pertamina Lubricant pada 23 September besok, jadi warga dapat beramai-ramai dating ke bengkel ini untuk mendapatkan diskon servis,” ujar Ryan.

Abdul Rohim (47), nelayan setempat mengaku senang dan bangga kampungnya memiliki bengkel edupreneur. Warga asli Morodemak Demak yang beristrikan warga setempat mengaku tak perlu jauh-jauh untuk memperbaiki mesin kapalnya yang rusak.

“Dulu kalau mesin rusak harus cari montir dari luar. Harganya lebih mahal dan lama. Sekarang kalau rusak bisa diperbaiki warga sendiri, dekat dan murah, terus lebih cepat kelar,” ungkap pria yang 15 tahun menjadi nelayan ini.

Menurut Rohim, umumnya kerusakan mesin kapal adalah pada karburator dan busi yang kotor atau aus.

Kehadiran Bengkel Edupreneur bantuan TJSL Pertamina Patra Niaga telah memberikan angin segar bagi warga nelayan di kampung Tanggulsari, membuka lapangan kerja baru yang ujungnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan, dan menjadi pemupuk asa demi masa depan yang cerah.