Diperingati Setiap 2 Mei, Ini Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Ki Hajar Dewantara
Sumber :
  • wikipedia

Jogja –Hari ini, Selasa 2 Mei 2023 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tema yang diangkat adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.

Peninggalan Belanda, Stasiun KA Lempuyangan dan Stasiun Klaten akan Dipercantik

Hal itu tertuang dalam Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023.

Menparekraf Sandiaga Uno Luncurkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024

Lalu bagaimana dapat dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional, berikut ini sejarahnya dilansir dari berbagai sumber. 

Penetapan Hardiknas sebagai hari nasional tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Tanggal 2 Mei itu dipilih berdasarkan tanggal lahir Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara.

Pertamina Pastikan Pasokan BBM & LPG di Jateng dan DIY Aman Jelang Ramadhan

Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Ia memiliki nama asli Raden Mas Soewardi. Ia dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda, terutama terkait pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam  pendidikan.

Akibat sikap kritisnya itu, Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda bersama dengan dua rekannya, yaitu Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Sepulang dari Belanda, Ki Hadjar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan.

Ia dikenal dengan filosofi “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, yang artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberikan bimbingan, di belakang memberi dorongan.

Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.