Bambang Suryanto Soedibyo: Dari Sarjana Hukum Hingga Nahkoda Dunia Pendidikan Batang
- Viva Jogja
BATANG, VIVA Jogja - Dari seorang sarjana hukum hingga menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, perjalanan karier Bambang Suryanto Soedibyo adalah kisah dedikasi, kerja keras serta takdir.
Lulus dari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang pada 1991, Bambang langsung berhadapan dengan peluang besar.
Saat itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membutuhkan 40 sarjana hukum untuk ditempatkan di Jawa Tengah.
"Sebanyak 35 orang di antaranya akan disebar ke 35 kabupaten/kota guna menangani permasalahan hukum dalam dunia pendidikan,"tuturnya, 3 Maret 2025.
Bambang lulus seleksi dan mendapat penugasan pertama di Kabupaten Brebes selama dua tahun.
Berkat dedikasi dan kompetensinya, ia mendapat promosi sebagai Kepala Urusan (Kaur) Penyusunan Program di Batang.
Pada 2001, seiring berlakunya otonomi daerah, ia diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Program, jabatan yang diembannya hingga 2009.
Setelah itu, ia berpindah tugas ke Dinas Pariwisata dan bagian organisasi, lalu naik ke eselon 3 sebagai Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan di Bapelitbang.
Saat bertugas di bagian organisasi, Bambang mencetak sejarah dengan menggelar "VW Membatik Dunia" di era Bupati Yoyok Riyo Sudibyo.
Acara itu sukses menghadirkan 328 mobil Volkswagen (VW) dari seluruh Indonesia, menciptakan rekor sebagai event VW membatik pertama di tanah air.
Melalui ajang ini, Batang berhasil dikenal lebih luas di dunia otomotif.
Tak hanya itu, saat menjabat sebagai Kabid Litbang, ia merancang Sistem Inovasi Daerah (Sitda) yang diakui oleh Provinsi Jawa Tengah.
Batang menjadi kabupaten pertama yang memiliki Sitda, sebuah sistem yang bertujuan mendorong inovasi dalam pemerintahan.
Atas keberhasilannya, Bambang kemudian dipromosikan menjadi Sekretaris Bappeda selama dua tahun, lalu berpindah sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan.
"Lalu saya menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum selama kurang dari setahun sebelum akhirnya masuk ke eselon 2 sebagai Sekretaris DPRD,"tuturnya.
Kini, ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, sebuah posisi yang menurutnya adalah bagian dari takdir dan pengabdian.
Sebagai Kepala Dinas, Bambang ingin menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa dan guru.
Menurutnya, kenyamanan bisa diwujudkan melalui sarana dan prasarana yang memadai, serta peningkatan kompetensi guru.
"Minimal ada laptop. Kalau belum bisa, ya yang penting anak-anak bisa belajar dengan nyaman," ujarnya.
Ia juga menyoroti masalah anak putus sekolah.
Menurutnya, jumlahnya memang ada, tapi tidak signifikan karena kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak semakin meningkat.
Penyebaran sekolah di Batang juga masih belum merata.
Sebagai contoh, Kecamatan Pecalungan baru memiliki satu SMP. Namun, dengan adanya sekolah swasta, diharapkan akses pendidikan bisa tetap terjangkau.
Bambang menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak.
Saat menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Pendidikan pada 2019, ia mencanangkan jam wajib belajar dari pukul 18.00 hingga 21.00.
"Pada jam itu, anak-anak dilarang pegang HP. Fokus belajar di rumah," katanya.
Ia juga mengingatkan agar anak-anak tidak keluyuran malam dan lebih banyak bersosialisasi secara langsung ketimbang bermain media sosial.
"Jangan sampai media sosial mengurangi interaksi dengan teman-temannya. Bersosialisasi itu lebih baik," tegasnya.