FKG UGM Kembangkan Kurikulum Pendidikan Inklusif dan Berkelanjutan
- Humas UGM
“Hingga saat ini FKG UGM telah menghasilkan 15 produk yang berkolaborasi dengan industri Lokal dan Nasional,” kata Prof drg Suryono.
Beberapa produk tersebut diantaranya Dental Silkbon, Propasdent, Pasta Pemutih Gigi, dan Gama Dentical XR. Sedang capaian publikasi internasional, FKG UGM menghasilkan 82 publikasi. Sedangkan dari capaian Kekayaan Intelektual, sebanyak 64 judul yang terdiri dari paten, hak cipta, desain industri, dan merk.
Teknologi Digital
Ditambahkan Anggota Konsil Kedokteran Gigi, drg Andriani dalam pidato orasi di Dies Natalis FKG UGM, soal kemanfaatan penggunaan teknologi digital dalam pelayanan kedokteran gigi. Ia menyampaikan data nasional bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan di Fasyankes 1 masih belum terpenuhi sesuai standar.
Namun di tengah kurangnya jumlah dokter gigi di Indonesia, dokter gigi yang telah berpraktik juga dihadapkan dengan perkembangan teknologi digital dalam pelayanan Digital Dentistry, salah satu teknologi digital dalam perawatan gigi yang dapat digunakan untuk membantu proses diagnosis, perencanaan, dan pelaksanaan prosedur gigi. “Digital Dentistry bertujuan untuk meningkatkan akurasi, efisiensi, dan kenyamanan dalam perawatan gigi,” paparnya.
Manfaat dari Digital Dentistry berkaitan dengan akurasi yang lebih tinggi teknologi digital meningkatkan ketepatan diagnosis dan hasil prosedur. Kedua, adanya efisiensi waktu dengan beberapa prosedur, seperti pembuatan mahkota, bisa diselesaikan dalam satu kunjungan. Ketiga, adanya kenyamanan pasien mengurangi rasa tidak nyaman selama prosedur. “Peningkatan edukasi pasien tampilan visual dapat meningkatkan pemahaman pasien dan pilihan perawatan,” ujarnya.
Seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan robotik, menurut Andriani akan semakin memperkaya kemampuan digital dentistry, dan peningkatan aksesibilitas teledentistry serta alat yang lebih terjangkau. Sedangkan untuk tantangannya, adanya biaya investasi awal alat dan perangkat digital mungkin memerlukan investasi awal yang cukup besar, pelatihan dan keterampilan dokter gigi dan staf klinik perlu dilatih untuk mengoperasikan teknologi baru ini dengan efisien.