UGM - Microsoft Kembangkan AI untuk Pendidikan dan Pengajaran

Microsoft Indonesia dan UGM (Ist)
Sumber :

Jogja, VIVA JOGJA – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama Microsoft, sepakat melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam pengembangan dan penggunaan AI di bidang pendidikan.

Paska Mediasi Unit Apartemen Malioboro City akhirnya diserahkan

 Penandatanganan piagam Nota Kesepahamanan ini dilakukan langsung oleh Rektor UGM, Prof dr. Ova Emilia, dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir di Gedung Pusat UGM beberapa waktu lalu.

Dalam keterangannya, Rektor UGM Ova Emilia mengatakan kerja sama dengan Microsoft ini dapat memunculkan potensi-potensi yang dapat disinergikan sehingga dapat bermanfaat dalam lingkup kegiatan tridharma perguruan tinggi.

Dosen UGM Rachma Wikandari Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science

Dikatakan Ova, kerja sama antara UGM dan Microsoft sudah berlangsung selama sepuluh tahun yang dimulai pada tahun 2014. Adanya penandatanganan nota kesepahaman ini, menurut Ova, dapat membuka kesempatan bagi fakultas, prodi, maupun pusat studi di UGM melakukan kerja sama dalam berbagai bentuk kegiatan. “Direktorat Teknologi Informasi (DTI) UGM, misalnya, telah membuat chatbot AI yang mampu digunakan oleh sivitas akademika,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir juga menyambut baik kesempatan kerja sama yang diadakan antara UGM dan Microsoft. Ia menyebut kerja sama ini merupakan momentum baik, apalagi kini telah menjelang era baru, yakni era kepintaran buatan atau artificial intelligence (AI). “Banyak peluang muncul dengan kehadiran AI. Momentum ini tidak boleh kita manfaatkan sebagai pengguna saja, tetapi juga sebagai bagian yang turut menghadirkan dan menciptakan AI dengan beragam kebermanfaatan, yang misalnya membantu menyelesaikan permasalahan dunia pendidikan,” ujar Dharma.

Komunitas Mahasiswa UGM Sampaikan Deklarasi Anti Miras

Darma juga mengungkapkan komitmen penggunaan AI di Microsoft yang dianalogikan seperti pilot dan kopilot. Dalam hal ini, manusia menjadi pilot yang menentukan pengambilan keputusan, sedangkan AI menjadi kopilot yang membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Dharma kemudian berharap peluang pemanfaatan AI dapat ditangkap dengan kerja sama dengan perguruan tinggi. “Kami berharap kerja sama ini mampu menghasilkan talenta-talenta yang paham dan menguasai pengembangan AI sehingga mampu menjembatani antara dunia pendidikan dan industri,” harapnya.

Sementara, Kepala Biro Transformasi Digital UGM, Dr  Mardhani Riasetiawan memaparkan bahwa bentuk kerja sama yang akan dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan dan diwujudkan dengan didirikannya UGM Center for AI, yaitu sebuah pusat komunitas yang aktif bergerak di bidang kecerdasan buatan. Selain itu, UGM dan Microsoft juga tengah menggarap beberapa proyek.

Halaman Selanjutnya
img_title