Hadirkan Layanan Kesehatan Eksklusif, First Care Ajak Perempuan Bersikap Preventif
- Dokumentasi First Care
Jogja –Pemeriksaan dini dalam menjaga kesehatan reproduksi semakin penting untuk disadari oleh seluruh perempuan agar risiko yang lebih besar di kemudian hari dapat segera diatasi. Dengan rutin konsultasi dan screening sejak awal, maka bila ada gangguan kesehatan akan lebih mudah ditangani dan tidak melibatkan prosedur yang lebih invasif dan intensif, bahkan berpotensi berdampak terhadap finansial dan emosional.
Bukannya tanpa sebab, kesehatan reproduksi bukan hanya sebatas tentang kehamilan dan persalinan, namun juga termasuk menghindari potensi penyakit yang timbul dan mencegah bahaya infertilitas.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Klinik First Care, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp. OG, Subsp. Onk. menjelaskan setiap perempuan memiliki risiko yang sama terhadap gangguan kesehatan dari organ reproduksi mereka. Bahkan sejak anak-anak pun, perempuan telah dihadapkan dengan risiko kesehatan pada organ reproduksi mereka, mulai dari keputihan, nyeri haid, risiko saat kehamilan, gejala menopause, hingga otot yang mengendur dan perubahan bentuk pada organ reproduksi akibat proses melahirkan.
Mengutip Indonesian Society of Gynecologic Oncology (INASGO) 2022, mencatat sekitar 1.043 wanita berusia 36-55 tahun terkena kanker serviks. Bahkan terdapat kategori usia 18-35 mencatat 144 kasus kanker serviks. Artinya perempuan yang masih berumur 20-an kini rentan terkena kanker serviks.
Selain itu, Menurut data Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey 2022, pengetahuan kesehatan reproduksi paling banyak diketahui oleh remaja didominasi oleh informasi terkait pubertas (86%) dan sistem reproduksi manusia (83%). Padahal ada beberapa topik lain yang berkaitan dengan resiko kesehatan reproduksi seperti infeksi menular seksual, kehamilan remaja, dan seksualitas.
Terkait hal ini, Klinik First Care mengajak setiap perempuan di Indonesia untuk semakin memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan organ intim mereka. Hal ini juga bersamaan dengan hadirnya First Care sebagai destinasi kesehatan baru spesialis perempuan dan anak yang berfokus kepada pendampingan bagi setiap perempuan dalam menghadapi seluruh siklus kesehatan reproduksi, mulai dari fase menstruasi, saat dan sedang dalam proses kehamilan, hingga masa menopause.
Bahkan menurut Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, setiap tahun lebih dari 10.000 orang di Indonesia didiagnosis menderita kanker serviks dan data menunjukkan bahwa setiap 2 jam, seseorang meninggal karena penyakit ini dimana kasus baru muncul setiap 1 jam.
“Banyak dari gangguan kesehatan yang terjadi pada organ reproduksi perempuan jika terdeteksi terlambat akan berdampak terhadap kondisi kesehatan yang berkepanjangan. Misalnya saja pada kanker serviks yang yang masih menjadi tantangan utama kesehatan reproduksi perempuan saat ini. Padahal berbagai inovasi telah tersedia saat ini untuk menunjang kesehatan reproduksi mereka seperti pengujian HPV dengan urine yang tingkat akurasinya lebih tinggi dibandingkan pap smear mencapai sekitar 70%. Ini adalah salah satu solusi yang lebih ramah pasien dan efektif dalam mendeteksi risiko kesehatan organ intim mereka," tuturnya.
dr. Fitriyadi Kusuma yang juga Founder dari Klinik First Care mengungkapkan masih banyak banyak perempuan yang belum memiliki kesadaran untuk rutin melakukan pemeriksaan sejak dini.
Alasannya bervariasi, dari ketidaknyamanan fisik hingga rasa malu karena harus menjalani pemeriksaan yang melibatkan bagian tubuh yang sangat pribadi. Padahal pemeriksaan dini adalah langkah penting yang tidak hanya hemat biaya, tetapi juga dapat menghindari pengobatan dan pemulihan kesehatan yang berkepanjangan.
"Begitupun saat proses kehamilan, skrining sejak awal juga banyak manfaatnya untuk mengetahui perkembangan janin dan bayi yang tumbuh dipastikan sehat dan sesuai dengan standar kesehatan ibu hamil. Hal ini demi menjaga resiko kelainan genetik atau cacat lahir nantinya, termasuk memastikan kesehatan sang ibu dan calon anak,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) First Care Pasha Fernanda Fauzi mengatakan First Care dirancang sebagai pintu masuk perempuan mengetahui dan mengerti dengan baik keadaan sistem reproduksi dengan risiko seringan apapun.
“Kami menghadirkan layanan kesehatan berbasis customer oriented, artinya klinik memberikan layanan yang mengutamakan kenyamanan pasien, datang dan dilayani dengan sentuhan keramahtamahan, termasuk didukung dengan dokter yang berpengalaman. Tujuannya agar mereka dapat dengan nyaman berkonsultasi dan menyampaikan keluhannya, termasuk saat menghadapi proses kehamilan,” ujar Pasha.
Pasha membagikan layanan medis eksklusif yang dapat dinikmati oleh pengunjung First Care. Selain hadir di tengah pusat kota Jakarta, pasien dapat melakukan online appointment yang memungkinkan pasien menyesuaikan jadwal konsultasi dengan mengikuti jadwal dokter yang ingin dikunjungi.
Sehingga dapat memangkas waktu tunggu pemeriksaan dan tetap bisa menjalankan aktivitas utama mereka. Selain itu, dengan keahlian tenaga medis yang dimiliki akan mendukung pelayanan kesehatan pasien dilakukan berbasis medis dan sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga hasilnya semakin maksimal.
“Kami menyadari perawatan kesehatan bagi setiap perempuan sudah menjadi rutinitas dan kebutuhan mereka saat ini termasuk sistem reproduksi mereka yang kadang terlewatkan padahal sangat penting untuk memastikan kesehatan tubuh mereka dalam jangka panjang. Oleh karena itu, First Care menghadirkan berbagai layanan kesehatan perempuan untuk segala usia, mulai masa anak-anak hingga masuk ke fase menopause dengan konsep yang homey serta suasana private yang lebih nyaman dan aman,” jelasnya.
Dia pun melanjutkan, setiap pasien yang berkunjung ke First Care akan didampingi oleh personal assistant yang menyambut kedatangan pasien ketika tiba di klinik, melakukan konsultasi maupun treatment, sampai asistensi pengambilan resep. Bahkan First Care juga memfasilitasi coffee shop serta playground bagi mereka yang datang ke klinik bersama anaknya.