Sedimentasi Parah Pemicu Banjir, PUPR Kucurkan Rp1,1 Triliun Normalisasi Sungai Wulan Kudus

Gubernur Jateng Nana Sudjana di proyek normalisasi sungai wulan
Sumber :
  • arif

 

Nestapa Suripah asal Kudus, Berjuang Melawan Penyakit Lupus di Tengah Lilitan Kemiskinan Akut

KUDUS VIVAJogja- Tingkat sedimentasi yang makin meluas di sepanjang aliran Sungai Wulan, tentu membuat wilayah Kabupaten Kudus dikepung bencana banjir. Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Pusat untuk menanggulangi banjir tahunan tersebut.

Salah satunya dengan mengucurkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 senilai Rp 1,1 Triliun. Anggaran ini digunakan untuk menormalisasi aliran sungai yang  berada di perbatasan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak.

Empat Wajah Baru Warnai Wakil Rektor, Wujudkan Universitas Muria Kudus Unggul dan Berkualitas

Proyek normalisasi Sungai Wulan dilakukan dengan pengerukan sedimentasi sungai. Selain itu, peninggian serta penguatan tanggul. Pengerjaan proyek normalisasi Sungai Wulan sepanjang 30 kilometer ini baru mencapai 4 persen.

Sebagai upaya percepatan proyek, Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, turun langsung melihat progress pembangunan di sungai yang berlokasi di Dukuh Goleng, Desa Pasuruan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Kamis (2/2/2025).

Kudus Digelontor 17.920 Tabung Gas Tambahan, Pertamina Respon Keresahan Masyarakat

Dalam proyek Kementerian PUPR itu, struktur bangunan tanggul menggunakan tanah daripada beton. Pertimbangannya, karena material tanah terbukti lebih tahan terhadap pergerakan tanah dibanding beton.  

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Fikri Abdurrachman menjelaskan, panjang hulu-hilir Sungai Wulan mencapai 110 kilometer. Pengerjaan normalisasi ini dilakukan sepanjang 30 kilometer di daerah aliran sungai dengan nilai proyek Rp1,1 triliun.  

“Normalisasi ini diperkirakan dapat mengurangi luas kawasan terdampak banjir hingga 303,5 hektare.  Dan fokus pengerjaan ini adalah pada pengerukan sedimentasi untuk menambah kedalaman sungai,” ujar Fikri saat pemaparan dihadapan Pj Gubernur.

Fikri menyebut, proyek normalisasi tersebar di tiga wilayah yakni Demak, Kudus dan Jepara. Proyek APBN ini dikerjakan oleh tiga kontraktor berbeda.

Menurut Fikri, kapasitas Sungai Wulan saat ini dapat menampung 700 meter kubik per detik. Namun usai pengerjaan normalisasi dan peninggian tanggul, kapasitasnya diperkirakan meningkat menjadi 1.300 meter kubik per detik. 

"Struktur tanggul masih menggunakan tanah karena material tersebut terbukti lebih tahan terhadap pergerakan tanah dibanding beton,” terang Fikiri.

Pejabat Pemprov Jateng dan Pemkab Kudus memantau proyek

Photo :
  • arif

 

Sedimentasi Akibat Alih Fungsi Hutan

Sementara itu, Pj Gubernur Nana Sudjana mengaku bahwa normalisasi sungai dan penguatan tanggul perlu dilakukan di Sungai Wulan. Kondisi itu disebabkan sedimentasi salah satunya oleh alih fungsi hutan menjadi perkebunan di hulu sungai yakni di Pegunungan Kendeng.

"Banjir tahunan ini terjadi akibat sedimentasi sungai, maka perlunya normalisasi untuk menambah kapasitas volume air sehingga dapat meminimalisir banjir," ujar Nana menjawab pertanyaan wartawan.

Mengantisipasi sedimentasi yang terjadi di hulu sungai yakni di Pegunungan Kendeng, kata Nana, dilakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan dan perbaikan aliran sungai.

Di lain sisi, PJ Bupati Kudus Herda Helmijaya menyebut kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi hingga daerah menanggulangi banjir tahunan di Kudus terus dilakukan.

"Kolaborasi yang dilakukan bersama ini, diharapkan dapat mencegah banjir tahunan yang melanda Kabupaten Kudus," ucap Herda.

Herda berterima kasih kepada Pj Gubernur Jateng yang menyempatkan diri turun langsung meninjau pengerjaan normalisasi Sungai Wulan.

Untuk diketahui, kunjungan Pj Gubernur Jateng itu juga dihadiri PJ Bupati Pati, Kepala BBWS Pemali Juana, Kepala BPBD Provinsi Jateng, Kepala Dinas PUPR Kudus, Kepala BPBD Kudus, serta Camat Jati dan Camat Kaliwungu.