Siho, Abdi Dalem Kraton yang Mengguncang Jagat Maya dengan Tembang Jawa Melankolis
- VIVA Jogja/youtube @sihoacoustic1937
Tak dinyana, video-video cover tembang jawa yang diluncurkannya, disukai warganet. Ribuan bahkan jutaan orang menonton, dan rela menjadi subscriber akun resmi miliknya. Boleh jadi, berkah itu buah dari kesabaran dan keikhlasan Siho dalam bermusik.
Motto “sabar dan ikhlas” sekaligus menjadi filosofi dalam hidupnya. “Kalau kita sabar dan ikhlas, pasti semuanya akan indah. Termasuk rezeki. Kita oyak pun kalau bukan rezeki pasti tak akan dapat. Rezeki kita sudah ditakar oleh Gusti Allah, pasti tidak tertukar,” ungkapnya bijak.
Apa yang menjadi pembeda Siho dengan penyanyi cover jawa lainnya? Boleh jadi, selain tampilan ikoniknya: sorjan lurik dan blangkon khas Jogja, pria kelahiran 19 September 1981 itu, juga memberi sentuhan khusus yakni akustik dan menjadi lagu pengantar tidur.
“Saya mengemas semua lagu cover menjadi enak didengar, membawa suasana tenang dan nyaman, dan membuat pendengarnya akhirnya tertidur. Makanya jadi lagu pengantar tidur atau menemani istirahat,” paparnya.
Lebih dari itu, Siho membawakan tembang-tembang jawa itu dengan resep khusus.
“Saya memahami lirik dan maknanya, menghayatinya, lalu membawakannya dengan hati,” ungkapnya.