Sarat Filosofis dan Budaya, Keraton Jogjakarta Gelar Labuhan Parangkusumo
- IST
Miyarto menyebut, labuhan adalah sebuah persembahan untuk menghargai alam semesta dan kepada Tuhan. Terdapat 30 ubarampe yang dilabuh, antara lain pakaian, celana, potongan rambut, dan blangkon.
“Ubarampe tersebut sebelumnya sudah diinapkan satu malam di Bangsal Srimanganti. Kemudian diberangkatkan dari Kraton Yogyakarta pukul 08.00 WIB ke Parangkusumo,” terangnya.
Ubarampe dilepas oleh KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Purbodiningrat dan KPH Yudonegoro yang merupakan mantu dalem, kepada abdi dalem untuk di labuh.
“Kami berharap acara ini mampu menggugah keinginan generasi muda untuk berkontribusi juga untuk melestarikan kebudayaan,” pinta Miarto.
Sementara itu, Kusuma, salah seorang dosen UGM yang merupakan pelaku budaya menambahkan, prosesi labuhan adalah wujud kearifan lokal yang dapat bersatu dengan alam, sehingga dapat membentuk kekuatan.
Menurut Kusuma, akulturasi ini menjadi bagian penting dari pelestarian budaya dan tradisi, agar tidak tergerus zaman, terutama karena paparan teknologi.