Tak Mau Kalah dengan Gibran, Kota Jogja Gelar Banyak Event

Tugu Jogja
Sumber :
  • Istimewa

Jogja –Dua kota yang sama-sama berlatar belakang Kerajaan Mataram Islam, yaitu Kota Solo dan Kota Jogja berlomba-lomba menggelar event untuk mendatangkan wisatawan. Tak mau kalah dengan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka yang menggelar berbagai event, Kota Jogja kembali akan dipadati event selama bulan November ini.

Rekomendasi Ngabuburit Syahdu di Jogja

Event yang digelar di Kota Jogja pun tak kalah menarik dengan kota yang dipimpin puter sulung Presiden Joko Widodo tersebut. Mulai dari Kotabaru Avond Feest (Pesta Senja Kotabaru) tanggal 3 November di Jalan Dewa Nyoman Oka, Kotabaru, Festival Jogja Kota Jum’at  (3 November) sampai Minggu 5 November di Stadion Kridosono Yogyakarta, dan Launching Kalender Semarak Event Pariwisata Kota Yogyakarta, Jumat (3 November) di pintu barat Kepatihan, Jalan Malioboro.

”Event  Pesta Senja Kotabaru ini sebagai salah satu upaya branding Kawasan Heritage Kotabaru menjadi wisata malam premium di Kota Yogyakarta,” kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, melalui keterangan tertulis, Rabu (1/11/2023).

Jokowi Akui Bahas Politik Bersama Surya Paloh, Kapan Bertemu Megawati?

Ia menjelaskan, di Kota Yogyakarta mempunyai 5 (lima) kawasan cagar budaya dan Kotabaru salah satunya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lain tidak bernuansa tradisional karena bercirikan Garden city dan fasad bangunan Indische.

”Kotabaru Avond Feest bulan November 2023 akan mereka ruang, mensimulasi dan membaca kembali lintasan zaman yang dilalui dengan menghadirkan penampil, pendukung, dan kegiatan yang memiliki segmen tersendiri, tentu tetap dalam koridor Kotabaru sebagai Kawasan Heritage dan ‘premium’. Terdapat panggung Boulevard, Panggung Senja (Hoss Band dan Los Fungos) & Dansa Senja (Jogja Salsa Community), Bazaar senja dengan pengisi kuliner lawasan, dan panggung utama Panggung Kotabaru,” jelasnya.

Pengamat Sebut Jokowi Perlu Dijaga Loyalisnya Hingga Akhir Periode

Ia mengungkapkan, Keempat KCB di Kota Yogyakarta tentunya memiliki latar belakang sejarah serta kehidupan sosio-kultural yang berbeda, dengan karakteristik dan keunikannya. Kotagede menjadi representasi awal periode Mataram, sementara Kraton dan Pakualaman adalah babak baru tempat dimana pondasi Kraton Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman didirikan.

”Bertempat tidak jauh dari Kraton, Malioboro menjadi bagian dari sumbu filosofis sekaligus cerminan pluralisme masyarakat Kota Yogyakarta dengan beragam etnis hidup di dalamnya. Terakhir, KCB Kotabaru adalah sisi modernitas Kota Yogyakarta yang sedari awal didesain pemerintahan Kolonial Belanda sebagai tempat tinggal orang-orang Eropa,” katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title