Wamen Dikti Stella Christie Imbau Masyarakat Pandai Manfaatkan AI agar Tidak Kalah melawan Teknologi

Wamen Dikti Stella Christie (kanan)
Sumber :
  • VIVA Jogja/Instagram.com/@prof.stellachristie

VIVA Jogja - Belakangan mulai muncul 'ketakutan' di tengah masyarakat, terkait teknologi yang akan mengalahkan sumber daya manusia (SDM).

Rizal Bawazier : Akhir Maret 2025 Seluruh Desa di Pemalang, Pekalongan dan Batang Tak Ada Blank Spot Internet

Bahkan, sebagian masyarakat juga khawatir dirinya akan dikendalikan oleh teknologi di masa mendatang.

Pada dunia pekerjaan, kekhawatiran masyarakat itu mulai terbukti dengan kemunculan berbagai teknologi yang dipakai untuk menggantikan tugas manusia.

Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Luncurkan Sahabat-AI untuk Perkuat Kedaulatan Digital

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi (Wamen Dikti) Sains dan Teknologi, Stella Christie menyoroti hal ini dalam siniar YouTube Kick Andy yang tayang pada Senin, 5 Januari 2025 lalu.

Stella melihat fenomena teknologi yang kian berkembang pesat di masa kini sebagai hal benar adanya, seraya membenarkan manusia telah kalah oleh teknologi.

Bank Daerah Karanganyar Raih Penghargaan TOP Human Capital Awards 2024

Lantas, apa saja hal yang disoroti Wamen Dikti itu terkait kekhawatiran masyarakat dalam dunia teknologi masa kini yang berkembang pesat? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Stella memberi contoh tentang keberadaan artificial intelligence (AI) dalam bidang teknologi.

"Sebenarnya, melihat keadaan sekarang dalam beberapa bidang kita (manusia) sudah kalah (dengan teknologi)," tuturnya.

Wamen Dikti RI itu menyebut salah satunya tentang AI yang memiliki kemampuan lebih ketimbang manusia dalam hal memori atau ingatan.

"Misalnya, kalau kita lihat tentang memori atau ingatan tentu saja AI dan teknologi jauh lebih ingat daripada manusia yang sering lupa," tuturnya.

Stella menjelaskan manusia memiliki kemampuan terbatas dalam mengumpulkan pengetahuannya dalam berbagai bidang kehidupan. Sementara teknologi yang kini telah berkembang pesat, mampu 'menabung' pengetahuan manusia itu untuk memudahkan mereka melihat kembali hal-hal yang sebelumnya telah terjadi.

"Kita lihat 'tabungan' pengetahuan atau repository knowledge," ujar Stella. "Apa yang ada di otak kita, karena kita acapkali lupa dan tidak ingat semua hal, itu lebih terbatas secara jumlah daripada internet, chat gpt, dan lainnya," jelasnya.

Wamen Dikti RI membeberkan tentang kekuatan teknologi masa kini juga tidak membuat manusia sepenuhnya kalah.

Stella meredam kekhawatiran masyarakat itu dengan menyebut AI dapat menguntungkan bagi manusia apabila pandai dalam penggunaannya. "Tapi kalau kita meyakini manusia kalah telak dengan teknologi, menurut saya jawabannya 100 persen tidak," ungkapnya.

Seperti kekhawatiran masyarakat tentang AI, Stella menilai teknologi tersebut hanyalah sebuah alat. "AI itu adalah alat, teknologi itu adalah alat, kalau kita pintar-pintar menggunakan alat itu kita tidak akan kalah," tegasnya.

Di sisi lain, Stella juga mengingatkan jika manusia tidak pandai menggunakan AI, maka manusia akan kalah. "Tapi tentu saja, jika kita tidak bisa menggunakan alat itu kita akan kalah," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Stella menyebut manusia memiliki kelebihan tersendiri daripada teknologi. "Seperti soal ingatan, kita sebenarnya memiliki kelebihan bahwa semua hal tidak mesti diingat," ucapnya.

Stella menjelaskan untuk sebagian hal tertentu justru lebih bagus agar manusia tidak mengingatnya. "Malah ada hal yang membuat kita untuk tidak mengingatnya, yang tidak penting-penting, lupa hal yang tidak baik itu juga bagus" jelasnya.

Terkait hal itu, Stella menerangkan pandangan dari sisi psikologi tentang seseorang yang depresi memiliki ingatan yang lebih tepat daripada orang normal.

"Ini dari ilmu psikologi, sebenarnya orang yang depresi itu ingatannya lebih tepat daripada yang normal," terang Stella. "Itulah sebabnya, mengingat segala sesuatu seperti yang ditampakkan teknologi saat ini tidak baik juga," tandasnya