Mitos Ras Arya dan Rahasia Thule Society: Okultisme Dibalik Absolutisme Nazi
- VIVA Jogja/shutterstock
VIVA Jogja - Dalam sejarah abad ke-20, salah satu konsep paling kontroversial dan merusak adalah mitos ras Arya, yang menjadi dasar ideologi rasial Nazi Jerman.
Di balik propaganda ini, ada kelompok rahasia yang berperan penting dalam membentuk pandangan ekstrem tersebut: Thule Society. Kelompok ini menggabungkan elemen mistisisme, nasionalisme ekstrem, dan teori konspirasi, yang pada akhirnya berpengaruh dalam pembentukan Partai Nazi.
Asal-Usul Mitos Ras Arya
Mitos ras Arya berakar pada penemuan linguistik abad ke-19 tentang bahasa Indo-Eropa, di mana kata "Arya" digunakan untuk merujuk pada bangsa Indo-Arya kuno.
Namun, dalam interpretasi rasis Eropa, terutama di Jerman, istilah ini dimanipulasi untuk menyebut ras superior—berkulit putih, bermata biru, dan berambut pirang—yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Eropa modern.
Pemikiran ini dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Arthur de Gobineaeu, penggagas teori rasial yang percaya pada superioritas ras Nordik dan Houston Stewart Chamberlain, tokoh yang mendukung gagasan bahwa ras Arya adalah pembawa peradaban dan harus dijaga dari "pencemaran ras".
Mitos ini kemudian dijadikan alat politik dan ideologis oleh Nazi untuk melegitimasi kolonialisme, supremasi kulit putih, dan genosida, khususnya terhadap Yahudi, Romani, dan Slavia.