Penataan Ulang Atraksi Wisata di DPSP Candi Borobudur, Sandiaga Uno: Terapkan Pariwisata Hijau
- VIVA Jogja/Kemenparekraf
Magelang, VIVA Jogja - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengaku puas pengembangan dan penataan ulang atraksi wisata di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur, dapat berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah lima Destinasi Super Prioritas hari ini kita kerja tuntas bahwa Borobudur ini memakan waktu hampir 32 tahun dalam penataan tentunya ini merupakan lintas generasi," kata Menparekraf Sandiaga, saat meninjau lokasi pengembangan sejumlah atraksi wisata yang dibangun di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/9).
Peninjauan atraksi wisata yang dilakukan Menparekraf bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan di antaranya mengunjungi Lapangan Borobudur, Museum Borobudur, dan Kampung Seni Borobudur.
Museum dan Kampung Seni Borobudur dibangun dan difungsikan sebagai area parkir, sentra oleh-oleh, pusat aktivitas masyarakat, dan pusat edukasi untuk memberikan alternatif pengalaman berkunjung ke Borobudur. Kampung Seni juga merupakan lokasi berjualan yang mewadahi 1.943 kios UMKM, yang sebelumnya menempati Zona 2 Kompleks Candi Borobudur.
Single Authority Management
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan, nantinya penataan kawasan Candi Borobudur akan berbasis Single Authority Management yang menangani aspek pariwisata, konservasi, hingga komersial.
Dengan mengusung skema pengelolaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara utuh berupa narasi mengenai apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana produk-produk yang ditawarkan.
"Borobudur ini akan ditangani oleh Single Authority Management,” ujarnya, dikutip laman resmi Kemenparekraf. Sandiaga memperkirakan, total pendapatan dari pergerakan pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Candi Borobudur dapat mencapai Rp45 triliun. Yang diharapkan akan berdampak kepada masyarakat di sekitar Candi Borobudur khususnya para pelaku UMKM.
"Apalagi wilayah ini nanti akan diinterkoneksikan dengan Yogyakarta International Airport. Ini kita harapkan bisa menyumbang dua juta wisatawan mancanegara ke daerah Borobudur. Dan kalau wisatawan nusantara jumlahnya mungkin bisa mencapai angka 20 juta," ujar Sandiaga.
Net Zero Emmisions
Pengembangan kawasan Candi Borobudur mengedepankan pariwisata hijau termasuk net zero emissions. Itu sebabnya, kendaraan yang diperbolehkan berada di area Candi Borobudur adalah kendaraan EV (Electric Vehicle). Menparekraf Sandiaga mengatakan Kemenparekraf/Baparekraf akan menghitung jumlah emisi karbon yang dikeluarkan oleh wisatawan melalui carbon footprint calculator.
"Kami targetkan setiap tahun carbon footprint-nya harus menurun. Sehingga penerapan elektrikal ini harus menjadi landasan mobil listrik dan juga motor listrik yang harus dioperasikan juga," kata Sandiaga.
Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia UNESCO sejak 1991 telah menjadi magnet bagi wisatawan, khususnya umat Buddha untuk melakukan kegiatan spiritual.
Adapun event berkaitan spiritual rutin maupun agenda khusus berkolaborasi dengan komunitas umat Buddha serta penggiat spiritual seperti Waisak di Borobudur, Myndful Walking Meditation, Indonesia Tripitaka Chanting, Pradaksina Merdeka, Ulambana, dan yang akan dilangsungkan Pabajja Samanera Sangha International Congress.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan mengucapkan rasa syukur atas rampungnya penataan ulang sejumlah atraksi wisata yang melengkapi pengalaman berwisata di kawasan Candi Borobudur. Setelah berjalan selama 32 tahun dan selesai di akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kemarin, Pak Jokowi sudah tanda tangan Perpresnya ini sehingga penataan Borobudur ini sudah akan terpadu jadi semua unsur-unsur sudah terlibat di sini," ujar Luhut.
Namun sebelum area atraksi wisata diresmikan pada Oktober 2024 oleh Presiden Joko Widodo, kata Luhut, ruang diskusi masih terbuka lebar dengan berbagai pihak terkait untuk menyempurnakan penataan ulang kawasan Borobudur.
"Karena ini milik kita semua dan maha karya lebih dari 1.200 tahun yang lalu. Jadi kita dengar semua," kata Luhut.