Kampung Proklim Bulakan Asri Banyumas: Saat Gotong Royong Hidupkan Kembali Alam dan Harapan

Kampung Proklim Banyumas
Sumber :
  • Viva Jogja

BANYUMAS, Viva Jogja - Program Kampung Iklim (Proklim)  Bulakan Asri, RT 4 RW 5, Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, bukan sekadar inisiatif lingkungan. Ini adalah gerakan masyarakat yang didorong oleh kesadaran akan potensi lokal dan ancaman perubahan iklim. 

Jelajahi Desa Wisata Sembungan: Dari Sunrise Menakjubkan hingga Wirausaha Lokal yang Menginspirasi!

Ngaisah, selaku Humas Kampung Berseri Astra (KBA) di kampung tersebut, menjelaskan perjalanan panjang dan penuh tantangan yang mereka hadapi untuk menjadikan kampung ini sebagai Kampung Proklim.

 

Sejarah Terbentuknya Kampung Proklim Bulakan Asri

Mohammad Hanif Wicaksono Pengembang Tanaman Buah Langka di Tanah Borneo

Ngaisah bercerita, awalnya warga kampung mulai menyadari bahwa kearifan lokal dan masalah sampah yang tak kunjung terselesaikan harus segera diatasi. 

“Saat itu, kami melihat potensi besar di kampung kami, tapi sayangnya sampah terus menumpuk dan lingkungan kurang sehat. Dari situlah kami mulai belajar mencari solusi,” ujarnya.

KBA Banyunganti Ubah Sampah Kaca dan Plastik Jadi Batako hingga Konblok

Menurut Ngaisah, masyarakat mulai beraksi dengan berusaha mengembangkan sumber daya lokal agar bisa menjadi sumber kehidupan yang berkecukupan di masa depan. 

“Kita ingin masyarakat bisa sehat lingkungannya, ekonominya sejahtera, dan pendidikan tidak tertinggal,” tambahnya.

 

Mengapa Memilih Tema Pelestarian Alam?

Proklim Bulakan Asri memilih tema pelestarian alam sebagai landasan gerakan mereka. 

Menurut Ngaisah, pemilihan tema ini didorong oleh kesadaran akan pentingnya menjaga dan mengelola potensi yang ada di kampung tersebut. 

“Kami masyarakat sadar, apa yang kita miliki harus dijaga, dikelola dengan baik, dan dimanfaatkan untuk kebaikan bersama. Tetap harus dilestarikan agar keberlanjutannya bisa dirasakan anak cucu kita,” jelasnya.

 

Tujuan Utama Terbentuknya Kampung Proklim

Apa sebenarnya tujuan utama dibentuknya Kampung Proklim?

Ngaisah menegaskan bahwa tujuan mereka sederhana: mengembangkan potensi yang ada sekaligus menjaga kelestarian alam.

“Perubahan iklim itu nyata, kita bisa merasakannya. Jadi, kita harus bisa beradaptasi sambil tetap menjaga alam agar manfaatnya tetap kita rasakan di masa depan,” katanya dengan tegas.

 

Perjuangan Menuju Kampung Proklim: Jatuh Bangun yang Tak Kenal Lelah

Perjalanan menuju terbentuknya Kampung Proklim bukan tanpa hambatan. 

Ngaisah mengakui bahwa proses ini penuh tantangan. 

“Perjuangannya luar biasa. Kesadaran masyarakat di sini harus dibangun secara perlahan. Banyak yang perlu diberi bimbingan, dirangkul, diajak bekerja sama,” katanya.

Selain masalah kesadaran, keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi penghalang utama.

“Kami sering kekurangan dana untuk mendukung kegiatan-kegiatan ini. Tapi semangat gotong royong warga tetap menjadi kekuatan utama kami,” tambah Ngaisah, penuh optimisme.

Kampung Proklim Banyumas

Photo :
  • -

Keterlibatan Warga: Kunci Kesuksesan Proklim

Salah satu kunci kesuksesan Proklim Bulakan Asri adalah keterlibatan penuh warga. Ngaisah menegaskan bahwa tanpa partisipasi masyarakat, organisasi ini tidak akan berjalan. 

“Warga harus sangat dilibatkan. Kami saling belajar, saling membantu, gotong royong maju bersama. Tidak mungkin kita bergerak sendiri tanpa keterlibatan warga,” jelasnya.

Gotong royong menjadi prinsip utama di Kampung Proklim ini, di mana setiap individu memiliki peran penting dalam mengembangkan dan menjaga kampung mereka.

Astra grup melalui programnya Kampung Berseri Astra pun tidak berpangku tangan. Salah satu grup terbesar di Indonesia itu juga turun tangan membantu terbentuknya proklim.

"Astra grup menginspirasi,memotivasi dan memberi inovasi juga membantu dana untuk sarana dan kegiatan. Juga berperan untuk pergerakan proklim," tambah perempuan yang bergerak di bidang kesehatan itu.

 

Perubahan Sebelum dan Sesudah Kampung Proklim Terbentuk

Sebelum Kampung Proklim terbentuk, banyak warga yang mungkin belum berpikir untuk memanfaatkan potensi lokal secara berkelanjutan. 

Namun, setelah Proklim berjalan, perubahan nyata pun terjadi.

“Sekarang, ketahanan pangan dari alam tetap terjaga. Bahkan di musim kemarau, kami tidak kekurangan air sebagai sumber kehidupan,” ungkap Ngaisah.

Selain itu, semakin banyak warga yang mulai mengembangkan budidaya tanaman dan usaha-usaha lokal yang berbasis pada lingkungan.

“Perubahan ini luar biasa, meski tidak semua bisa saya jabarkan,” tambahnya dengan senyum bangga.

 

Kondisi Kampung Proklim Saat Ini

Namun, perjalanan masih panjang. Saat ini, Ngaisah mengakui bahwa meskipun Proklim Bulakan Asri masih berjalan, ada beberapa tantangan baru yang muncul. 

“Sarana sudah banyak yang rusak karena usia, dan dana untuk perawatan juga minim. Dokumentasi kegiatan juga belum maksimal,” jelasnya.

Kampung Proklim Banyumas

Photo :
  • Viva Jogja

 

Cita-Cita Masa Depan Proklim Bulakan Asri

Meski demikian, cita-cita untuk mempertahankan dan mengembangkan Kampung Proklim Bulakan Asri tetap membara. 

“Kami ingin kampung ini tetap berjalan mandiri dan terus produktif. Harapannya, kami bisa tetap melestarikan alam sambil berinovasi agar bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” tegas Ngaisah.

Proklim Bulakan Asri menjadi bukti bahwa dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan potensi lokal, sebuah kampung bisa berubah menjadi lebih baik. 

Meskipun tantangan tetap ada, masyarakat Bulakan Asri terus melangkah maju dengan harapan besar akan masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.