Kudus Bertabur Penghargaan Bergengsi, Metode Baca Al Qur’an Yanbu’a Pecahkan Rekor MURI
- arif
KUDUS. VIVAJogja- Kabupaten Kudus benar-benar bertabur penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam sepekan ini. Aksi pecah MURI kali ini dengan pelafalan huruf hijaiyyah metode Yanbu’a melibatkan 3000 lebih santri.
Ribuan santri dari berbagai Raudhatul Athfal Tahfidzul Qur’an (RTQ) di Kota Kretek ini, tampak khusuk dan lancar melafalkan Al Qur’an dengan pola pembelajaran Yan’bua karya KH. Muhammad Ulil Albab. Torehan rekor MURI dilakukan di gedung JHK Kudus, Minggu (23/2/2025).
Metode pembelajaran Al-Qur’an Yanbu’a yang digagas KH. Muhammad Ulil Albab dari Kudus, resmi mencatatkan namanya dalam deretan rekor MURI.
Perwakilan MURI Sri Widayati menyampaikan pesan dari Ketua Umum MURI, Jaya Suprana memberikan salam hormat sekaligus menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia, khususnya bagi masyarakat Kudus.
Aksi pecah MURI melibatkan 3000 lebih santri asal Kudus.
- arif
“Metode membaca Al-Qur’an dengan sistem Yanbu’a adalah karya asli dari Romo KH Muhammad Ulil Albab, seorang ulama dari Kudus,” ujar Sri Widayati.
Rekor dunia dengan piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia nomor 12.128/R.MURI/II/2025, kata Sri, dianugerahkan dengan bangga kepada Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Kabupaten Kudus.
“LMY sebagai pemrakarsa dan penyelenggara pembelajaran huruf hijaiyyah menggunakan metode santri terbanyak, yakni 3.230 santriwan dan santriwati,” terang Sri.
Di sisi lain, Ketua Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY) Kudus, H. Romadlon menambahkan, aksi pecah rekor ini merupakan bukti nyata keunggulan metode Yanbu’a. Yakni mengajarkan bacaan Al-Qur’an yang benar sesuai kaidah makhorijul huruf dan shifatul huruf.
Wabup Bellinda dan pejabat lain hadiri pecah rekor MURI
- arif
“Kami sangat bangga karena metode Yanbu’a yang merupakan karya asli dari Kudus, kini diakui sebagai rekor dunia. Ini bukan sekadar kebanggaan bagi kami, tetapi juga motivasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai Al-Qur’an,” terang Romadlon.
Romadlon berharap prestasi ini semakin memotivasi masyarakat untuk mendalami Al-Qur’an dengan bacaan yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
“Kami ingin masyarakat semakin memahami pentingnya makhorijul huruf, shifatul huruf, dan kaidah tajwid dalam membaca Al-Qur’an. Semoga metode Yanbu’a semakin membumi dan membawa keberkahan bagi kita semua,” pungkasnya.
Dengan pencapaian ini, Kudus semakin mengukuhkan dirinya sebagai pusat pengajaran Al-Qur’an di Indonesia, sekaligus menegaskan bahwa metode Yanbu’a adalah karya orisinal yang berkontribusi dalam mencetak generasi Qur’ani di tanah air.
Sementara itu, pemecahan rekor MURI ini menjadi bagian dari rangkaian Haflah Khotmil Qur’an. Agenda ini juga merupakan puncak dari Imtihan Nihaiy atau ujian akhir santri RTQ. Ujian tersebut telah dilaksanakan pada 27 Rojab 1446 H (27 Januari 2025), dengan peserta mencapai lebih dari 4.000 orang, termasuk santri, ustadz-ustadzah, kepala RTQ/TPQ, serta tamu undangan.
KH. Ulil Albab Arwani sebagai tokoh sentral dalam pengembangan metode Yanbu’a, turut hadir bersama para ulama dan pejabat daerah. Termasuk Wakil Bupati Kudus Bellinda, Kepala Kemenag Kudus KH. Syuhadi, dan Ketua PCNU Kudus KH. Asyrofi Masyitho.