Kreativitas di Atas Vandalisme: Lomba Mural Batik Pertama di Kota Pekalongan 

Lomba Mural Batik Kota Pekalongan
Sumber :
  • Dinkominfo Kota Pekalongan

Pekalongan, Viva Jogja - Museum Batik Pekalongan tak tanggung-tanggung dalam merayakan Hari Batik Nasional tahun ini. 

Sebagai salah satu acara puncak dari rangkaian "Batik Spektra 2024", museum legendaris ini perdana menggelar lomba kreasi mural batik, Minggu 6 Oktober 2024

Dengan tema besar “Batik dan Museum”, acara ini berhasil menyita perhatian khalayak, terutama pecinta batik dan seni jalanan yang datang dari berbagai penjuru.

Kepala Museum Batik Pekalongan, Nurhayati Sinaga, menyampaikan tujuan mulia di balik lomba mural ini. 

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melawan vandalisme yang masih marak. Lewat acara ini, kami ingin menunjukkan bagaimana seni jalanan bisa disalurkan secara positif,” ujar Nurhayati dengan penuh semangat.

Menurutnya, fenomena vandalisme masih menjadi persoalan serius di berbagai daerah. 

Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, museum berharap dapat memberi contoh konkret bahwa seni jalanan seperti mural dapat menjadi wadah ekspresi tanpa merusak fasilitas umum. 

"Kami ingin komunitas kreatif, termasuk dari luar kota, mengekspresikan cinta mereka terhadap batik dengan cara yang positif dan inspiratif," lanjut Nurhayati.

Tak tanggung-tanggung, lomba ini diikuti oleh 20 kelompok, beberapa di antaranya bahkan datang dari luar kota, seperti Magelang. 

Museum Batik Pekalongan, yang terkenal sebagai salah satu pusat pelestarian budaya batik, tampak sangat antusias dengan kehadiran peserta dari berbagai latar belakang. 

Peserta diharapkan dapat mengekspresikan semangat batik dan museum dalam karya mural mereka, yang nantinya akan menghiasi dinding di sekitar museum.

“Ini adalah pertama kalinya kami menyelenggarakan lomba mural di museum. Kami ingin membuktikan bahwa ruang publik seperti museum bisa menjadi arena kreatif tanpa harus dirusak,” kata Nurhayati. 

Dia juga menyatakan bahwa kegiatan seperti ini adalah bentuk tanggung jawab museum untuk melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai budaya kepada masyarakat luas.

Selain lomba kreasi mural, rangkaian acara Batik Spektra 2024 juga menawarkan beragam kegiatan menarik lainnya. 

Di antaranya diskusi inspiratif bersama ahli batik, fashion show, serta lokakarya interaktif yang mengajarkan berbagai gaya memakai kain batik. 

Bahkan, ada lelang amal yang hasilnya berasal dari batik-batik yang dihasilkan selama lomba, dengan hasil lelang disumbangkan ke TPQ As-Sakinnah, sebuah lembaga yang membantu teman tuli.

“Kami berharap acara ini bisa menjadi wadah untuk mempromosikan nilai-nilai batik dan budaya lokal kepada masyarakat. Sekaligus, kami juga ingin mengajarkan generasi muda untuk mencintai batik dan museum,” tambah Nurhayati. 

Tidak hanya sebagai ajang lomba, Batik Spektra juga menjadi ruang edukasi untuk generasi muda tentang pentingnya pelestarian warisan budaya.

Lebih lanjut, Nurhayati berharap kegiatan lomba mural ini dapat menjadi langkah awal yang konkret untuk memerangi vandalisme di Pekalongan. 

Dengan mengajak masyarakat, terutama kalangan muda, untuk berkreasi melalui media mural yang positif, Museum Batik Pekalongan ingin membangun kesadaran bahwa dinding-dinding kota tak harus menjadi korban coretan tak bermakna.

“Lomba ini adalah bagian dari upaya kami untuk membangun cinta masyarakat terhadap batik dan museum. Kami berharap ini bisa menjadi tren baru di kalangan anak muda, bahwa berkarya itu bisa dilakukan dengan cara yang positif,” jelas Nurhayati. 

Karya-karya mural tersebut nantinya akan terus terpajang sebagai bagian dari eksibisi permanen museum, memberikan warna baru bagi para pengunjung yang datang.