Festival Kebudayaan Yogyakarta : Merayakan Refleksi Kebendaan
- jogja.viva.co.id/ Fuska SE
"Berbicara kebudayaan itu sampai sekarang bahkan masih rancu. Budaya tetap dimaknai dengan kesenian. Padahal itu keliru. Budaya bukan sekadar seni, bukan sekadar entertainment. Tetapi di sini festival kebudayaan merupakan tempat belajar budaya baik warga Jogja sendiri maupun luar daerah. Kekayaan kebudayaan jadi inspirasi semua orang dari etnik manapun," ucap Butet.
Di tingkat kebijakan pun lanjutnya, pemahaman tentang kebudayaan masih tetap sebatas tontonan hingga ke tingkat Kementrian pun masih terjadi ‘gagal paham’ tentang konsep kebudayaan tersebut. Karena itu menurut Butet, FKY ini harus mampu menjadi agen perubahan pemikiran.
Demikian, FKY 2024 “Umpak Buka” hendak memapar dinamika antara yang statis dan yang bergerak, antara yang tetap dan yang berubah. Umpak sebagai elemen yang
tampak tidak berubah, sebenarnya menjadi momen seperti umpak buka yang menandai perubahan waktu, ruang, dan pengalaman manusia. FKY 2024 “Umpak Buka” tidak akan menempatkan benda-benda dan momen seperti artefak di etalase museum-museum modern yang cenderung mendinginkan pengetahuan. Namun, justru sebaliknya, benda-benda dihangatkan sebagai narasi dan pengetahuan yang terus bergerak.
Setiap benda menyimpan memori kolektif sebagai arsip hidup dan catatan sejarah di dalam realitas waktu yang bergerak. Dengan demikian, masa lalu dengan masa kini terhubung.
Sebagai upaya menelusuri kembali pengetahuan-pengetahuan benda yang tersimpan dalam relung-relung masyarakat, khususnya masyarakat Bantul, FKY 2024 meluncurkan program utama bernama Jelajah Budaya, Lokakarya, melakukan berbagai kunjungan dan praktik bersama pelaku benda di studionya, juga Pasaraya Benda, Wahana SDSB, Pawon Hajat Khasiat, dan pertunjukan seni di panggung FKY. FKY 2024. (*)