Mengatasi Krisis Air Bersih di Girisuko, Ini Cara PDAM Tirta Handayani GK

PDAM mencari sumber air di Luweng Wuluh Kumet
Sumber :
  • VIVA Jogja/PDAM Tirta Handayani GK

Totok menjelaskan, dengan debit air 40liter per detik nantinya jika dapat terangkat bisa memenuhi kebutuhan air di Panggang I, Panggang II, dan Panggang III.

"Sistem tahapannya sendiri ada tahap pertama dan tahap kedua, untuk tahap pertama akan kita ambil yang dikedalaman 45 meter dengan debit 7-10 liter per detik untuk melayani 800 sambungan rumah dan titik kedua berjarak 150 meter dari titik pertama yang berada di titik pertemuan dua sungai nantinya untuk memenuhi kebutuhan di daerah Temuireng," paparnya.

Dengan memakan anggaran 500 sampai dengan 700 juta, Direktur Utama PDAM Tirta Handayani tersebut mengatakan pengerjaan akan selesai dalam kurun waktu 2 bulan.

Abdul Aziz Selaku Sinder Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta pun turut mendukung proses pembangunan untuk pengangkatan air mengingat Luweng Wuluhkumet sendiri berada dikawasan Pengelolaan Hutan Yogyakarta.

"Yang jelas kita mendukung kegiatan ini, ketika air yang di dalam kawasan dapat dimanfaatkan silakan selama tidak mengganggu ataupun merubah ekosistem yang telah ada," tandasnya.

Darmiyanto, salah satu warga Girisuko yang telah memanfaatkan air di Luweng Wuluhkumet sejak tahun 1987 mengaku senang sekali setelah mengetahui nantinya air dari Luweng akan diangkat untuk memenuhi kebutuhan di desanya.

"Tahun 87 niku kulo kalih warga gebang mendet toya ngagem tangga darurat, awit biyen ngantos sakniki niku mboten enten solusi kagem ngangkat toya (tahun 1987 saya dan warga Gebang ambil air pakai tangga darurat, dari dulu sampai sekarang tidak ada solusi untuk mengangkat air," kata Darmiyanto.