Lepas 1.816 Wisudawan, Rektor UGM: Lulusan UGM Harus Terlibat Pemecahan Masalah Global
- VIVA Jogja/UGM
Yogyakarta, VIVA Jogja - Universitas Gadjah Mada selalu berkomitmen untuk mewujudkan pendidikan bermartabat, penelitian berdampak, dan pengabdian berkelanjutan.
Ketiga hal tersebut menjadi fokus universitas dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan. Hal tersebut selaras dengan mandat UGM yang berkomitmen untuk mencetak SDM unggul, berkarakter, adaptif, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global.
“Lulusan UGM harus menjadi pribadi berkarakter unggul agar mampu menjadi subjek perubahan yang terlibat dalam pemecahan masalah transnasional dan global,” kata Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dihadapan 1.816 lulusan Program Magister, Spesialis, Sub Spesialis, dan Doktor dalam upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2024/2025, Rabu (23/10), di Grha Sabha Pramana.
Dalam pidatonya, Ova menyebut pentingnya peran institusi pendidikan tinggi bagi pengembangan kualitas SDM masa depan.
Kontribusi UGM dalam mencetak lulusan yang unggul ini, mendapat rekognisi dari Lembaga pemeringkat Universitas terbaik dunia, Times Higher Education (THE) mengumumkan bahwa dari hasil pemeringkatan pada 2.092 universitas dari 115 negara, UGM berhasil menempati peringkat ke-2 di Indonesia dan peringkat ke-12 di Asia Tenggara serta di posisi 1201-1500 dunia.
Pada pemeringkatan ini, kata Rektor, UGM dinilai mengalami kenaikan indikator penilaian di Bidang Research Environment, Research Quality, dan Industry Income.
“Pengakuan ini tentu membanggakan dan patut kita syukuri, yang tentunya merupakan hasil capaian dari berbagai kerja keras bersama, dan tidak terlepas dari kontribusi program Pascasarjana terutama di bidang penelitian,” ucap Ova, dilansir laman resmi UGM.
Sekjen Pengurus Pusat KAGAMA, Dr. Ari Dwipayana mengaku bangga pada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Ia berharap para lulusan UGM bisa mendarmabaktikan ilmunya untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
“Universitas bukan pabrik gelar sarjana dan pascasarjana, tetapi tempat untuk melatih kebijaksanaan sehingga tidak terjebak dalam kesombongan diri sebagai lulusan pascasarjana,” ucapnya.
Dalam proses melatih diri ini, Ari menyebut ilmu pengetahuan yang diperoleh harus bisa bermanfaat bagi pendidikan.
Selain itu, segala sesuatu di dunia ini berubah sangat cepat dan wisudawan harus bisa beradaptasi. Ia berpesan para wisudawan dapat menyongsong era disrupsi dengan pembenahan, semangat kolaborasi, dan merawat nilai-nilai ke-UGM-an.
Sementara Wakil wisudawan dari Program Studi Magister Arkeologi, M. Dziyaul F. Arrozain, S.Ark., M.A., mengaku bersyukur bisa menyandang gelar alumni UGM. “Adanya tradisi keilmuan yang terjaga melalui nilai-nilai ke-UGM-an mendidik kita untuk mengedepankan integritas, pengetahuan dilandasi moral, dan mengasah daya kritis secara adil dan bermanfaat,” ujarnya.
Ia berpesan kepada sesama wisudawan untuk tidak tidak terjebak dalam seremonial saja, tetapi juga perlu kesadaran untuk berkarya agar peka terhadap persoalan bangsa.
Ketika kembali ke masyarakat dengan status baru sebagai alumni UGM, menurutnya, lulusan harus turut serta dalam perubahan bangsa yang lebih baik dengan mengimplementasikan pengetahuan secara kolaboratif.
Wisuda 1.816 Lulusan Pascasarjana Seperti diketahui, jumlah lulusan pascasarjana yang diwisuda kali ini sebanyak 1.816 lulusan, terbagi menjadi 1.560 lulusan Program Magister (S2), termasuk 21 wisudawan dari Warga Negara Asing, 90 lulusan Program Spesialis, 32 lulusan Program Subspesialis, dan 134 lulusan Program Doktor (S3), termasuk 2 orang wisudawan berasal dari Warga Negara Asing.
Masa studi rata-rata adalah 2 tahun 4 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Henra dari Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Pascasarjana, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 0 bulan 15 hari.
Rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda adalah Saudari Elia Laila Rizqiyah dari Program Studi Magister Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, dengan usia 22 tahun 6 bulan 19 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,73. Sebanyak 677 lulusan (43,4%) lulus dengan predikat Pujian dengan Hatfan Aufar Kharis dari Program Studi Magister Teknik Geologi, Fakultas Teknik yang meraih IPK 4,00.
Masa studi rata-rata Program Spesialis periode ini adalah 3 tahun 10 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Tegar Arviga dari Program Studi Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 11 bulan 14 hari. Rerata usia lulusan Program Spesialis periode ini adalah 33 tahun 6 bulan 16 hari.
Lulusan termuda adalah Jessica Regina dari Program Studi Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi dengan usia 26 tahun 10 bulan 7 hari. IPK rata-rata untuk lulusan Program Spesialis adalah 3,82.
Lulusan Program Spesialis periode ini yang berpredikat Pujian sejumlah 66 lulusan (73,34%), salah satunya adalah Tegar Arviga dari Program Studi Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi yang lulus dengan IPK 3,99.
Ia menjadi lulusan Spesialis dengan IPK tertinggi. Masa studi rata-rata Program Subspesialis adalah 2 tahun 4 bulan dan waktu studi tersingkat diraih oleh Umi Rakhmawati dari Program Studi Subspesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun.
Rerata usia lulusan Program Subspesialis periode ini adalah 41 tahun 6 bulan 16 hari. Lulusan termuda adalah Meita Ucche dari Program Studi Subspesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya pada usia 33 tahun 4 bulan 20 hari.
IPK rata-rata untuk lulusan Program Subspesialis adalah 3,78. IPK tertinggi lulusan Program Subspesialis diraih oleh Qodri Santosa dari Program Studi Subspesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan yang lulus dengan IPK 3,95. Sebanyak 14 orang (43,75%) lulus dengan predikat Pujian.
Program Doktor rata-rata ditempuh selama 5 tahun dengan waktu studi tercepat diraih oleh Arbania Fitriani dari Program Studi Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan, Sekolah Pascasarjana, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 6 bulan 23 hari dan akan diwisuda pada 24 Oktober 2024. Rerata usia lulusan Program Doktor adalah 42 tahun 6 bulan 16 hari.
Lulusan termuda adalah Saudari Nadya Sofia Siti Sa’adah dari Program Studi Doktor Biologi, Fakultas Biologi yang menyelesaikan studi Program Doktoralnya pada usia 26 tahun 2 bulan 18 hari. IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) periode ini adalah 3,87 dengan predikat Pujian diraih oleh 45 lulusan (33,58%), predikat Sangat Memuaskan sebanyak 85 orang lulusan (63,43%) dan yang berpredikat Memuaskan sebanyak 3 orang lulusan (2,24%), sedangkan 1 lulusan (0,75%) tanpa predikat.
Pada lulusan program Doktor periode ini terdapat 17 wisudawan yang memiliki IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian, satu di antaranya adalah Kadek Ida Krisnadewi dari Program Studi Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi.