Digelar Sejak 31 Tahun Silam, Gerakan Santri Menulis Bikin Salut Mendikdasmen
- arif
“Menulis itu harus menjadi bagian yang tidak hanya sekadar bersifat pasar, namun perlu ada kepentingan visi dan misi serta ideologis, agar tulisan itu bisa menjadi referensi di masa yang akan datang,” pinta Mu’ti.
Sementara itu, Agus Toto Widyatmoko selaku panitia Dai Medsos dan Gerakan Santri Menulis 2025, mengaku telah menggelar kegiatan serupa sejak tahun 1994 silam. Dimana telah menghasilkan lulusan dari ribuan santri untuk menjadi penulis hebat.
Mendikdasmen Abdul Mu`ti mengapresiasi Gerakan Santri Menulis 2025
- arif
“Sebagian santri-santri yang menjadi alumni pelatihan, juga telah bergabung untuk menjadi penulis sesuai dengan tata cara jurnalistik, baik di koran ataupun sosial media kami,” ucap Agus.
Santri yang mengikuti kegiatan penulisan ini, kata Agus, perlu diberi wawasan tentang kaidah-kaidah jurnalistik. Sehingga apa yang disampaikannya ke masyarakat, tidak hanya sekadar memberikan informasi.
“Sebab karya jurnalistik harus menemui proses literasi, agar hasil tulisan mudah dipahami oleh masyarakat umum. Kegiatan ini turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui menulis,” tukas Agus.
Dukungan dari Pemerintah Kota Semarang juga disampaikan oleh Wakil Walikota Semarang, Iswar Aminuddin. Ia berterima kasih kepada pihak panitia yang telah memiliki gagasan membuat kegiatan yang sangat bermanfaat bagi para santri khususnya di wilayah Semarang.